Guna menyelidiki kasus keracunan massal yang terjadi dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG), Badan Gizi Nasional (BGN) telah membentuk tim investigasi yang saat ini sedang bekerja. Pembentukan tim, yang melibatkan sejumlah unsur internal dan eksternal, bertujuan memastikan proses investigasi berlangsung secara transparan dan profesional.
Wakil Kepala BGN, Nanik S. Deyang, menyatakan bahwa tim investigasi tersebut terdiri dari anggota dari berbagai instansi, termasuk dari kepolisian, Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM), serta dinas kesehatan (Dinkes). "Tim investigasi sudah dibentuk, ada tim internal dari kami dan sekarang lagi proses, bahkan sudah mulai berjalan," ujarnya di Cibubur, Kamis (25/9/2025).
Selain melibatkan lembaga pemerintah terkait, BGN juga menyiapkan tim independen dari kalangan masyarakat untuk memastikan proses investigasi dilakukan secara objektif. "Nanti akan ada lagi tim independen, terdiri dari ahli kimia, relawan, bahkan ibu-ibu rumah tangga. Sebagian sudah mulai jalan," tambah Nanik.
Baca juga: Persoalan Transisi Pegawai Dirjen Haji dan Umrah ke Kementerian Haji dan Umrah
Upaya Transparansi dan Partisipasi Masyarakat dalam Investigasi
Nanik menegaskan bahwa BGN bersikap terbuka terhadap masukan dari masyarakat terkait kasus keracunan. Setiap tanggapan yang diberikan akan menjadi bagian dari bahan evaluasi dan perbaikan ke depannya. "Apa pun tanggapan masyarakat, kami terima. Semua masukan akan jadi bahan perbaikan ke depan," ujarnya.
Kasus keracunan massal terjadi di Kabupaten Bandung Barat, menghebohkan masyarakat dan menimbulkan keprihatinan. Tercatat, sebanyak 842 orang menjadi korban setelah mengonsumsi makanan dari program MBG yang disampaikan di beberapa kecamatan mulai dari Senin hingga Rabu, yakni di Kecamatan Cipongkor dan Cihampelas.
Data terakhir yang diterima menunjukkan, keracunan pertama terjadi di Cipongkor dengan total 393 korban yang terdiri dari siswa PAUD hingga SMK. Mereka menyantap menu MBG yang disiapkan dari dapur SPPG Cipari di wilayah Cipongkor. Pada hari berikutnya, keracunan kembali terjadi di kedua kecamatan tersebut, dengan tambahan sebanyak 449 korban.
Plt Kepala Dinas Kesehatan Bandung Barat, Lia N Sukandar, menyampaikan rincian total korban pada Rabu malam, "Total korban keracunan sebanyak 842 orang. Data terakhir pada pukul 16.24 WIB." Ia menambahkan bahwa kasus di Cipongkor dan Cihampelas ini menjadi perhatian serius dan menuntut penyelidikan mendalam untuk mencari penyebab utama keracunan tersebut.
Upaya penanganan dan investigasi terus dilakukan untuk memastikan keamanan dan kualitas makanan yang diberikan melalui program MBG. Pemerintah daerah serta aparat kesehatan berharap dapat menemukan akar penyebab kejadian ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa mendatang.
Tags: Program Pemerintah keracunan massal investigasi makanan bergizi Bandung Barat