Wakil Kepala BGN Nanik S Deyang menangis imbas ribuan siswa keracunan MBG di Gedung BGN, Jakarta Pusat, Jumat (26/9/2025).

Kasus Keracunan Siswa Akibat Program Makan Gratis Meningkat Dramatis

26 Sep 2025 | Farrel Santoso | Berita | Berita Nasional

Kasus keracunan siswa di Jawa Barat meningkat jadi perhatian. Data menunjukkan 1.333 korban dari program makanan gratis. Pejabat BGN minta maaf dan berjanji perbaiki sistem. Kejadian ini menimpa siswa dari berbagai jenjang pendidikan. Polisi dan dinas terkait melakukan investigasi untuk temukan penyebab utama. Upaya penanganan dan pengawasan ketat akan terus dilakukan agar tidak terjadi lagi. Kasus ini menjadi perhatian nasional demi keselamatan anak-anak.

Kasus keracunan massal yang melibatkan ribuan siswa di Jawa Barat menimbulkan perhatian serius dari berbagai pihak. Insiden ini terjadi akibat program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digelar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bandung Barat. Data terbaru menunjukkan jumlah korban terus bertambah, mencapai 1.333 orang hingga Kamis (25/9/2025). Kasus ini terungkap dari hasil rangkuman Dinas Kesehatan setempat, yang mencatat kejadian di tiga lokasi berbeda, yakni di Cipongkor dan Cihampelas.

Baca juga: Ustaz Abdul Somad Berikan Pesan Keagamaan di Mapolri

Permohonan Maaf dan Dukungan Empati dari Pejabat

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Nanik S. Deyang, mengungkapkan permintaan maaf secara terbuka sambil menangis di hadapan publik. Ia mewakili seluruh Badan Gizi Nasional dan mengaku bersedih melihat video anak-anak yang mengalami keracunan. Nanik mengatakan, sebagai seorang ibu, ia merasa sangat terpukul dan sedih saat menyaksikan kejadian tersebut, apalagi jika melihat anak-anak mengalami gejala sakit.

"Dari hati saya yang terdalam, saya mohon maaf. Atas nama BGN, atas nama seluruh SPPG di Indonesia, saya mohon maaf," ujarnya. Ia juga menambahkan bahwa niat dari program tersebut adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak agar mereka dapat menjadi generasi emas Indonesia. Nanik pun menyeka air matanya dan meminta dukungan masyarakat serta pengawasan agar kejadian serupa tidak terulang kembali.

Baca juga: RUU BUMN Tegaskan Larangan Pejabat Merangkap ASN

Data dan Kronologi Kejadian Keracunan Massal

Menurut data Dinas Kesehatan, jumlah korban keracunan mulai terdeteksi dari dua kejadian besar di Cipongkor dan Cihampelas. Kejadian pertama berasal dari klaster Program Siswa Pra Sekolah dan Pendidikan Gizi (SPPG) Cipari yang berlangsung pada 22 hingga 23 September 2025, dengan total 393 orang terindikasi keracunan. Kejadian kedua terjadi di Cihampelas yang melibatkan 192 siswa dari berbagai jenjang pendidikan, seperti SMKN 1 Cihampelas, MA Al Mukhtariyah, MTs Al Mukhtariyah, dan SDN 1 Cihampelas.

Selain itu, ada kasus tambahan dari dapur yang berbeda di Desa Neglasari, Citalem, dan Cijambu di Kecamatan Cipongkor yang menelan korban sebanyak 201 orang. Namun, jumlah korban kembali bertambah ke angka 730 orang, setelah kejadian kedua yang menyebabkan sebagian besar pelajar dari jenjang SD hingga SMA/SMK mengalami gejala seperti mual, pusing, dan sesak napas setelah mengonsumsi makanan dari program MBG. Saat ini, sebagian korban masih mendapatkan perawatan medis di lokasi kejadian.

Kasus ini menunjukkan perlunya evaluasi mendalam terhadap prosedur penyelenggaraan program gizi tersebut. Pihak terkait berjanji akan memperbaiki sistem pelaksanaan demi keselamatan dan kesehatan anak-anak Indonesia. Beberapa pihak mengingatkan pentingnya pengawasan ketat dalam distribusi makanan program agar insiden serupa tidak terulang di masa depan.

Tags: pemerintah Indonesia keselamatan makanan keracunan anak program gizi nasional COVID-19

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan