Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo melaksanakan mutasi terhadap 60 pejabat tinggi dan menengah Polri pada September 2025. Salah satu perwira yang dimutasi adalah Irjen Hendro Pandowo, yang sebelumnya menjabat sebagai Kapolda Kepulauan Bangka Belitung. Ia dialihkan ke posisi di Bareskrim Polri sebagai bagian dari upaya penyegaran dan pengembangan karier.
Mutasi ini berdasarkan Surat Telegram Kapolri yang diumumkan pada 19 dan 24 September 2025, sebagai bentuk optimalisasi kinerja dan penyegaran organisasi dalam menghadapi tantangan tugas ke depan. Opsoal ini dianggap sebagai langkah strategis untuk memperkuat institusi Polri dalam memberikan perlindungan dan pelayanan kepada masyarakat serta menjaga kamtibmas di seluruh Indonesia.
Baca juga: DPR dan Pemerintah Sepakati RUU BUMN Hingga Tahap II
Profil dan Karier Irjen Hendro Pandowo
Irjen Hendro Pandowo lahir di Malang, Jawa Timur, pada 12 Januari 1969, dan merupakan lulusan Akademi Kepolisian (Akpol) tahun 1991. Ia dikenal sebagai perwira tinggi Polri yang telah menduduki berbagai posisi strategis di berbagai wilayah dan bidang, mulai dari Wakapolres Metro Jakpus di Polda Metro Jaya, Dirreskrimum Polda Sumatera Barat, hingga Kapolres Metro Jakarta Pusat dan Analis Kebijakan Madya di Bareskrim Polri.
Polisi berpakaian sipil mengarahkan pistol ke arah terduga pelaku di luar sebuah kafe setelah ledakan menghantam kawasan Jalan MH Thamrin, Jakarta Pusat, 14 Januari 2016. Serangkaian ledakan menewaskan sejumlah orang, terjadi baku tembak antara polisi dan beberapa orang yang diduga pelaku.
Setelah itu, ia diangkat sebagai Kapolrestabes Bandung, Karoprovos Divpropam Polri, Wakapolda Metro Jaya, Sahlisosbud Kapolri, dan terakhir sebagai Kapolda Kepulauan Bangka Belitung. Dalam posisinya yang terbaru, ia menggantikan Irjen Pol Viktor Theodorus Sihombing sebagai Kapolda Bangka Belitung.
Salah satu momen yang menonjol selama kariernya adalah penanganan aksi teror bom di Sarinah, Jakarta Pusat, pada 14 Januari 2016. Saat itu, Hendro Pandowo menjabat sebagai Kapolres Jakarta Pusat dan bertanggung jawab atas pengungkapan kasus yang menewaskan delapan orang dan melukai 26 lainnya. Dalang aksi tersebut adalah Aman Abdurrahman, yang dikenal sebagai Ketua ISIS Indonesia.
Aman dan beberapa pelaku lainnya, termasuk Iwan Darmawan Muntho alias Rois, yang juga tersangka, terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan aksi teror tersebut. Mereka sebelumnya sama-sama menjadi tahanan di Lapas Kembang Kuning, Cilacap. Aman kemudian divonis mati pada 22 Juni 2018, sebagai hukuman atas aksinya.
Tags: Mutasi Polri Irjen Hendro Pandowo Kapolda Bangka Belitung Penanganan Teror Sarinah