Presiden Prabowo Subianto menegaskan kembali tujuan utama dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), yaitu untuk menyediakan makanan yang cukup bagi anak-anak Indonesia yang mengalami kesulitan makan. Pernyataan ini disampaikan menanggapi insiden keracunan yang melibatkan peserta program tersebut dan menjadi perhatian publik baru-baru ini.
Prabowo menjelaskan bahwa tujuan dari program ini adalah untuk memenuhi kebutuhan gizi anak-anak yang selama ini sulit mendapatkan makanan bergizi. "Tujuan makan bergizi adalah untuk anak-anak kita yang sering sulit makan. Mungkin kita-kita ini makan lumayan, mereka tuh makanya hanya nasi pakai garam. Ini yang harus kita kasih," ujarnya di Lanud Halim Perdanakusuma, Jakarta, pada Sabtu. Ia menambahkan bahwa pelaksanaan program ini tidaklah mudah mengingat jumlah anak yang harus diberi makan cukup besar.
Baca juga: Presiden Prabowo Tanggap Kasus Keracunan Program Makan Bergizi
Hambatan dan Tantangan dalam Pelaksanaan MBG
Kepala Negara mengaku bahwa selama pelaksanaan program terdapat hambatan dan tantangan yang harus dihadapi. "Untuk memberi makan sekian juta (anak) pasti ada hambatan di tangan, ini kita atasi ya," katanya. Meski demikian, Prabowo yakin bahwa semua masalah tersebut tetap dapat diselesaikan dengan baik, karena masalah besar seperti ini biasanya akan mengalami kekurangan di awal pelaksanaan.
Prabowo mengingatkan agar isu mengenai program MBG tidak dipolitisasi, melainkan harus mencari solusi demi kepentingan masyarakat. Sebagai langkah cepat, ia menyatakan akan segera memanggil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dadan Hindayana, untuk melakukan diskusi langsung. Meskipun baru kembali dari kunjungan ke empat negara selama tujuh hari, ia memastikan bahwa dirinya tetap memonitor perkembangan program ini secara langsung.
Baca juga: Prabowo Kembali ke Tanah Air usai Lawatan Internasional
Data dan Kasus Keracunan dalam Program MBG
Sejak Januari hingga 25 September 2025, sebanyak 5.914 anak dan peserta program yang terdampak oleh insiden keamanan pangan terkait MBG. Khusus pada September, tercatat setidaknya 2.210 orang menjadi korban keracunan akibat makanan dari program ini. Bahkan, di Kabupaten Bandung Barat, Bupati Jeje Ritchie Ismail menetapkan status Kejadian Luar Biasa (KLB) karena tingginya jumlah kasus keracunan dari menu MBG di wilayah tersebut.
Sampai Jumat, 26 September 2025, sekitar 1.000 siswa dari tingkat Pendidikan Usia Dini (Paud) hingga Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK) di Kabupaten Bandung Barat mengalami keracunan setelah menyantap menu dari program MBG. Kejadian ini menimbulkan kekhawatiran dan perhatian terhadap proses distribusi dan pengawasan keamanan pangan dalam program nasional tersebut.
Tags: program nasional Prabowo Keamanan Pangan Makan Bergizi Gratis Keracunan