Emma Raducanu kembali gagal menutup pertandingan dengan kemenangan, setelah mengalami kekalahan tiga set dari Jessica Pegula di ajang China Open di Beijing.
Padahal Raducanu sempat menunjukkan performa mengesankan dan memimpin 5-2 di tiebreak set kedua setelah memenangkan set pertama dengan permainan yang sangat menarik.
Namun, kesalahan dari pemain berusia 22 tahun tersebut membuka peluang bagi Pegula untuk tetap bertahan dan tak mampu memanfaatkan tiga match point yang dimilikinya, sehingga petenis peringkat lima dunia itu akhirnya menang 11-9 di tiebreak dan memaksakan pertandingan ke set penentuan.
Di set terakhir, Pegula tampil dominan dengan mengumpulkan enam game secara berurutan untuk menuntaskan pertandingan dengan skor akhir 3-6, 7-6 (11-9), 6-0 dalam waktu 2 jam 23 menit.
Baca juga: Alcaraz Melaju ke Semifinal Japan Open, Gauff Menang dengan Masalah Servis
Performa dan Momen Kunci Raducanu
Raducanu—yang ibunya berasal dari China dan hadir menyaksikan langsung di lapangan—memberikan perlawanan sengit dan sempat mengangkat tangan ke penonton setelah berjabatan tangan dengan Pegula di net. Performanya terlihat tajam di awal namun mulai menurun setelah pertandingan masuk ke set ketiga.
Kemenangan ini menjadi kekalahan kedua berturut-turut bagi Raducanu dari set match point, setelah sebelumnya gagal memanfaatkan tiga match point melawan Barbora Krejcikova di Korea Open, yang juga terjadi di set kedua dalam dua pertandingan terakhirnya.
Di awal pertandingan, Raducanu tampil cerah dan agresif, namun performanya menurun begitu pertandingan bergulir ke set terakhir, yang dimenangkan Krejcikova dengan skor 4-6, 7-6 (12-10), 6-1—mencerminkan situasi serupa dengan kekalahan dari Pegula.
Mekanisme kekalahan ini, bersama ketidakmampuannya menyelesaikan kedua pertandingan, berpotensi merugikan peringkat Raducanu menjelang akhir musim, di mana ia berupaya meningkatkan posisi sebelum Australian Open.
Tim pelatih dan pelatih kepala Raducanu, Francisco Roig, juga menunjuk pada penurunan energi dan performa yang mulai terlihat saat pertandingan memasuki set ketiga. Raducanu juga gagal memenangkan tiebreak terakhirnya di semua pertandingan dalam musim ini, dengan hanya mengoleksi lima kemenangan dari 13 pertandingan tiga set.
Secara statistik, meskipun Raducanu menunjukkan potensi ketika merebut set pertama melawan Pegula, petenis asal Inggris ini kini telah kalah sembilan pertandingan beruntun melawan pemain peringkat 10 besar dunia.
Ketika kalah dari Iga Swiatek di Australian Open dan French Open, serta dari Aryna Sabalenka di Wimbledon dan Cincinnati, dan tersingkir dari US Open setelah kekalahan memalukan dari Elena Rybakina, performa Raducanu sedang mengalami ujian berat.
Selain itu, ia juga pernah kalah dari Pegula dalam pertandingan tiga set di perempat final Miami Open Maret lalu. Saat ini, Raducanu berusaha memperbaiki peringkatnya agar lebih kompetitif jelang Australian Open di Januari, tetapi ini menjadi peluang yang terlewatkan.
Petenis AS dan unggulan kelima, Jessica Pegula, menyebutkan bahwa double-fault Raducanu ketika memimpin 5-4 di tiebreak set kedua menjadi momen kunci dan mengakui keberuntungan dirinya saat menghadapi dua match point.
“Itu adalah pertandingan yang sangat menegangkan,” kata Pegula setelah memastikan lolos ke babak 16 besar bertemu Marta Kostyuk dari Ukraina. “Itu sangat menyenangkan. Sangat intens, tapi saya kembali masuk ke tiebreak.”
“Ketika dia melakukan double-fault, saya tahu performa saya sedang bagus dan semuanya sangat dekat. Saya cukup beruntung dengan backhand winners. Tapi yang utama, saya berusaha bertahan sebisa mungkin.”
Tags: China Open Tenis Wanita Raducanu Pegula