Ketua Badan Anggaran DPR RI, Said Abdullah, mengusulkan agar dapur Makan Bergizi Gratis (MBG) dibangun di setiap sekolah sebagai solusi dari persoalan yang belakangan ini sering muncul. Pernyataan ini disampaikan sebagai tanggapan terhadap insiden keracunan dan kekacauan dalam pelaksanaan program MBG yang terjadi baru-baru ini.
Said menilai bahwa beban pembuatan 3.000 porsi makanan setiap hari di satu dapur terlalu berat bagi pelaksana. Ia menyarankan, beban ini disesuaikan menjadi 1.000 porsi. Selain itu, ia juga mengusulkan agar pemerintah mempertimbangkan pendekatan yang lebih ekstrem, yaitu mendirikan dapur langsung di setiap sekolah.
Untuk mendukung rencana tersebut, Said menekankan pentingnya memperbaiki fasilitas kantin di lingkungan sekolah. Menurutnya, sanitasi dapur harus memenuhi standar kesehatan agar menjamin keamanan makanan yang disajikan.
Dia menuturkan bahwa cakupan dapur nantinya hanya di lingkungan sekolah, sehingga proses pengawasan dan kontrol bisa dilakukan secara lebih langsung dan efektif. Pendekatan ini diharapkan dapat membuat guru lebih aktif terlibat dalam program MBG, berbeda dengan model saat ini yang hanya menerima makanan jadi dari dapur pusat atau Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).
Model pembuatan makanan di sekolah secara langsung ini bukan inovasi baru. Sistem seperti ini sudah diterapkan di sejumlah negara, seperti China dan Jepang, di mana sekolah aktif mempersiapkan makanan untuk siswa mereka sendiri.
Said menambahkan bahwa dengan mendirikan dapur di sekolah, moralitas dan keterlibatan guru dalam program MBG akan meningkat. Guru dianggap memiliki tanggung jawab moral untuk turut serta menyiapkan dan mengawasi makanan yang diberikan kepada siswa.
Selain itu, ia menyampaikan bahwa anggaran Badan Gugus Nasional (BGN), yang bertanggung jawab menyalurkan dana untuk MBG, masih cukup jika program ini dikelola dengan skema tersebut. Ia menegaskan, "Insyaallah cukup, sangat cukup."
Baca juga: Dompet Dhuafa Luncurkan Kantin Kontainer di UII Yogyakarta
Insiden Keracunan Siswa Due to Contaminated Food
Sebelumnya, sekitar 5.620 siswa dari berbagai daerah mengalami keracunan setelah mengkonsumsi makanan dari program MBG. Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa makanan tersebut terkontaminasi bakteri di beberapa lokasi, akibat dapur yang tidak higienis dan bahan makanan yang sudah tidak segar lagi. Peristiwa ini menimbulkan kekhawatiran akan keamanan dan kualitas makanan yang disajikan dalam program makanan bergizi ini.
Tags: Keracunan makan bergizi program sekolah dapur sekolah kesehatan makanan