Indonesia Corruption Watch (ICW) mencatat bahwa selama tahun 2024, sebanyak 888 orang telah ditetapkan sebagai tersangka kasus korupsi di seluruh Indonesia. Data tersebut merupakan hasil penyelidikan terhadap 364 kasus yang ditangani oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kejaksaan Agung, dan aparat kepolisian.
Menurut Staf Divisi Hukum dan Investigasi ICW, Zararah Azhim, jumlah tersangka pada 2024 mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya. Pada 2023, tercatat 1.675 orang tersangka dari 791 kasus yang sama. Penurunan ini diduga disebabkan oleh minimnya tindakan penindakan dari satuan kerja di kejaksaan dan kepolisian selama tahun tersebut, akibat keterbatasan informasi dari aparat penegak hukum.
Distribusi Kasus Korupsi dan Pelaku
Kasus korupsi yang bersentuhan langsung dengan kebutuhan dasar masyarakat mendominasi laporan. Sekitar 77 kasus di sektor desa melibatkan 108 tersangka, diikuti sektor utilitas dengan 57 kasus dan 198 tersangka, sektor kesehatan sebanyak 39 kasus dengan 104 tersangka, serta sektor pendidikan dengan 25 kasus dan 64 tersangka.
Pelaku utama berasal dari kalangan pegawai pemerintah daerah dengan total 261 tersangka, diikuti pihak swasta sebanyak 256 tersangka, dan kepala desa sebanyak 73 tersangka.
Baca juga: DPR RI Pastikan Reklamasi Tambang BUMN Sesuai Regulasi
Kerugian Negara dan Kasus Utama
Estimasi kerugian keuangan negara yang berhasil diungkap selama 2024 mencapai Rp 279,9 triliun dari semua kasus yang ada. Kerugian terbesar terjadi dari kasus tata niaga komoditas timah di PT Timah Tbk, yang menimbulkan kerugian sekitar Rp 271 triliun atau 96,8 persen dari total kerugian sepanjang tahun tersebut.
Ilustrasi korupsi
Selain itu, dari total 364 kasus, sekitar 90 persen atau 328 kasus terkait dengan kerugian keuangan negara sesuai dengan ketentuan Pasal 2 ayat 1 dan Pasal 3 Undang-Undang Tipikor.
Baca juga: Marc Marquez Siap Hadapi Tantangan di GP Mandalika 2025
Pernyataan Presiden Prabowo tentang Korupsi
Sehari sebelum rilis data ICW, Presiden Prabowo Subianto menyatakan kekagetannya atas tingkat keparahan korupsi di Indonesia. Dalam pidatonya di acara Musyawarah Nasional VI Partai Keadilan Sejahtera di Jakarta, Prabowo menyampaikan bahwa korupsi di Indonesia sudah sangat memperihatinkan.
"Kita tidak bisa pungkiri korupsi masih sangat berlaku di bangsa kita. Memang kita mengerti hampir semua negara ada korupsi, tapi korupsi di kita harus kita ketahui menurut saya dalam keadaan yang sangat-sangat memprihatinkan,” ujarnya.
Prabowo juga mengaku terkejut karena perilaku korupsi yang disebutnya perampokan sistemik telah mengalahkan pejabat dan elite yang seharusnya menjadi contoh. Ia menegaskan tekadnya untuk membangun pemerintahan yang bersih dan menegakkan tanggung jawab melawan para koruptor demi kemajuan bangsa.