Tim SAR gabungan mencari korban bangunan mushalla yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (29/9/2025) malam. Berdasarkan data Badan SAR Nasional terdapat 100 orang santri menjadi korban dalam peristiwa itu, 99 orang berhasil diselamatkan dimana delapan orang dievakuasi tim SAR gabungan dan 91 orang melakukan evakuasi mandiri setelah kejadian, sementara satu orang dilaporkan meninggal dunia. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/tom.

Elevasi Upaya Evakuasi Korban Runtuhan Ponpes Al Khoziny

1 jam lalu | Nur Aisyah | Berita | Berita Nasional

Lebih dari 400 personel gabungan dilibatkan dalam pencarian korban runtuhan mushala di Sidoarjo. Teknologi dan alat berat digunakan untuk evakuasi. Proses di lapangan diawasi penuh untuk menghindari risiko. Empat jenazah ditemukan hari ini, sehingga total korban meninggal mencapai sembilan orang. Bangunan ambruk saat shalat Ashar beberapa hari lalu. Pihak keluarga korban mendukung proses evakuasi dengan alat berat. Upaya ini dilakukan demi memastikan keselamatan semua pihak. Pencarian korban dilakukan secara hati-hati dan terencana penuh. Semua langkah dilakukan sesuai standar keselamatan serta risiko minimal.

Lebih dari 400 personel dari Tim SAR gabungan dilibatkan dalam pencarian dan evakuasi korban runtuhan mushala di Ponpes Al Khoziny, Sidoarjo. Mereka berasal dari berbagai institusi termasuk Basarnas, TNI-Polri, BPBD, Pemadam Kebakaran, Dinas Sosial Tagana, Dinas Pekerjaan Umum dan Sumber Daya Air, serta relawan. Petugas bekerja secara bergantian selama 24 jam penuh untuk memastikan proses pencarian berjalan maksimal.

Peningkatan Upaya dengan Teknologi dan Alat Berat

Suharyanto, Kepala BNPB, menyampaikan bahwa fokus pencarian saat ini adalah evakuasi dan pembersihan reruntuhan menggunakan alat berat. Hasil pemeriksaan tim SAR menyatakan bahwa tidak lagi ada respons dari korban yang tertimbun, sehingga langkah selanjutnya difokuskan pada proses evakuasi jenazah.

Sebelum penggunaan alat berat, tim SAR telah melakukan berbagai upaya pencarian, termasuk pemanfaatan teknologi pendeteksi korban dan peralatan khusus. Mereka menggunakan Search Cam Flexible Olympus, Xaver 400 Wall Scanner, dan Multi Search Leader untuk mendeteksi keberadaan jenazah di bawah reruntuhan.

Baca juga: Keluarga Nadiem Makarim Minta Proses Hukum Transparan

Kerja Sama dan Izin dari Keluarga Korban

Suharyanto menambahkan bahwa seluruh pihak keluarga korban telah menyetujui penggunaan alat berat dalam proses evakuasi. Mereka juga merelakan jika keberadaan alat berat tersebut mengganggu kondisi jenazah yang tersisa di bawah reruntuhan.

Pemanfaatan teknologi dan alat berat tersebut dilakukan untuk memaksimalkan hasil pencarian dan memastikan proses evakuasi berjalan aman serta efisien. Hal ini dilakukan setelah evaluasi menyeluruh terhadap langkah-langkah yang diambil, dengan memperhatikan risiko yang mungkin timbul.

Baca juga: Kandungan Nitrit Tinggi Sebabkan Keracunan Massal di Bandung Barat

Kronologi dan Aktualisasi Data Korban

Bangunan mushala tiga lantai di area asrama putra Ponpes Al Khoziny runtuh saat waktu shalat Ashar sekitar pukul 15.00 WIB, pada Senin (29/9/2025). Peristiwa ini menimbulkan sejumlah korban meninggal dunia, dengan total sembilan orang setelah empat jenazah ditemukan hari ini.

Proses pencarian saat ini dilakukan dengan pengawasan penuh untuk menghindari risiko tambahan dan memastikan evakuasi berjalan sesuai prosedur. Pihak berwenang mengutamakan keselamatan semua pihak serta menjaga transparansi proses pencarian korban.

Tags: evakuasi bencana Sidoarjo ponpes musala

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan