Pekerja menggunakan alat berat saat membongkar puing bangunan mushalla yang ambruk di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, Kamis (2/10/2025). Pembongkaran bangunan tersebut untuk memudahkan akses tim evakuasi ke korban yang diduga masih banyak yang belum terselamatkan. ANTARA FOTO/Umarul Faruq/nym.

BNPB Temukan 9 Korban Meninggal Akibat Ambruknya Musala

1 jam lalu | Bryan Aditya | Berita | Berita Nasional

Kepala BNPB menginformasikan bahwa sembilan korban meninggal dunia ditemukan dalam kejadian ambruknya musala di Sidoarjo. Saat ini, ada 54 orang yang masih dalam pencarian. Tim gabungan terus berupaya mengevakuasi korban yang tertimbun reruntuhan. Sebagian besar korban yang dirawat telah kembali ke rumah dan jenazah korban telah diproses. Proses pencarian dan evakuasi masih berlangsung dan alat berat digunakan untuk mempercepat penggapan. Pihak keluarga sudah menyetujui penggunaan alat berat meskipun dapat mengganggu jenazah yang masih terkubur. Peralatan lengkap sudah disiapkan termasuk kendaraan dan perlindungan diri, sehingga proses berlangsung selama sekitar satu minggu.

Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengumumkan bahwa 54 orang korban dari kejadian ambruknya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny Sidoarjo, Jawa Timur, masih dalam proses pencarian.

"Jumlah korban terdampak 166 orang, dari jumlah tersebut, sebanyak 111 orang telah ditemukan, sementara sekitar 54 orang masih dalam pencarian," kata Suharyanto saat konferensi pers, Jumat.

Selain itu, BNPB mencatat bahwa sembilan orang korban telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia.

Baca juga: Jabat Tangan Berikan Lampu Hijau Pencairan Kredit Rp 1 Triliun

Rincian Kondisi dan Penanganan Korban

Kondisi korban yang ada meliputi 14 orang yang dirawat di rumah sakit, 89 orang sudah diperbolehkan pulang, dan sembilan orang dinyatakan meninggal dunia. Mereka tersebar di berbagai fasilitas kesehatan, seperti RSUD RT Notopuro Sidoarjo, RS Siti Hajar, RS Delta Surya, RS Sheila Medika, RS Unair, Klinik BDS Tebel, RSUD dr. Mohamad Soewandhie Surabaya, dan RS Sakinah Mojokerto.

Sebagian besar dari korban yang dirawat telah dipulangkan, sementara sejumlah lain tetap menjalani perawatan inap. Jenazah korban meninggal juga masih berada di rumah sakit masing-masing.

Baca juga: Rencana Penyamarataan Antrean Haji Tetap Ikuti Aturan UU

Pencarian Korban yang Hilang dan Proses Evakuasi

Tim pencarian dan pertolongan gabungan masih berupaya menemukan 54 korban yang diduga sudah meninggal dunia akibat terimbun reruntuhan musala. "Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya," jelas Suharyanto.

Para keluarga korban disebut sudah menerima dan mengikhlaskan kejadian ini, setelah sebelumnya diberitahu bahwa tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di balik reruntuhan.

They juga telah menyetujui penggunaan alat berat untuk proses pencarian, walaupun mereka menyadari hal ini bisa mengganggu jenazah yang masih terkubur di reruntuhan.

BNPB mengerahkan berbagai peralatan evakuasi, seperti 200 kantong jenazah, 200 pasang sarung tangan, 4.000 masker, 250 set alat pelindung diri (APD), serta perlengkapan lainnya sesuai kebutuhan lapangan.

Selain peralatan pendukung, disediakan juga kendaraan operasional meliputi tiga unit crane, satu excavator breaker, 30 dump truck, empat alat pemotong beton, dan 30 ambulans. Semua perlengkapan ini disiapkan untuk mendukung proses evakuasi yang diperkirakan akan berlangsung selama satu pekan.

Tags: evakuasi BNPB musala ambruk Sidoarjo korban

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan