Petugas SPPG menurunkan ompreng makan bergizi gratis dari atas mobil di SDN 2 Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (19/9/2025). Dinas Pendidikan Kota Kendari mencatat per 16 September 2025 sebanyak 23.613 pelajar telah menerima Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah itu yang tersebar pada 24 TK dan PAUD, 38 Sekolah Dasar dan 13 Sekolah Menengah Pertama. ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.

KLB Akibat Makan Bergizi Gratis, Pengawasan Diperketat

23 Sep 2025 | Nur Aisyah | Berita | Berita Nasional

Kasus gangguan kesehatan dari program Makan Bergizi Gratis mencapai lebih dari 4.700 kasus, mendesak pengawasan lebih ketat dan sistematis dari pemerintah.

Pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan adanya sejumlah kasus gangguan kesehatan yang timbul dari program Makan Bergizi Gratis (MBG), dengan total sebanyak 4.711 porsi makanan yang diduga menyebabkan kejadian luar biasa (KLB) hingga 22 September 2025.

Kepala BGN, Dadan Hindayana, mengungkapkan bahwa kasus-kasus tersebut terbagi ke dalam tiga wilayah di Indonesia, dengan Wilayah I mencatat 1.281 kasus, Wilayah II sebanyak 2.606, dan Wilayah III sebanyak 824 kasus. Ia menegaskan, "Jadi total catatan kami itu ada sekitar 4.711 porsi makan yang menimbulkan gangguan kesehatan."

Selain itu, Dadan menyampaikan bahwa hingga saat ini, BGN telah memproduksi sekitar satu miliar porsi makanan untuk program tersebut. Meskipun jumlah tersebut sangat besar, kasus gangguan kesehatan dari konsumsi MBG menimbulkan perhatian serius dari pihak berwenang.

Baca juga: Transformasi Polisi untuk Tingkatkan Profesionalisme dan Pelayanan

Penyebab utama gangguan kesehatan dari MBG

Sejumlah faktor penyebab munculnya gangguan kesehatan tersebut, termasuk penggunaan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) yang masih baru dan belum terbiasa memasak dalam volume besar. Selain itu, terdapat juga masalah terkait pergantian supplier bahan baku yang berpengaruh terhadap kualitas makanan yang disajikan.

Kepala Bappeda Sumbawa, Deddy Heriwibowo mengungkap ada indikasi keberadaan bakteri E Coli dalam menu MBG sebabkan keracunan ratusan siswa.Kepala Bappeda Sumbawa, Deddy Heriwibowo mengungkap ada indikasi keberadaan bakteri E Coli dalam menu MBG sebabkan keracunan ratusan siswa.

Salah satu contoh kasus yang menonjol terjadi di SPPG Banggai Kepulauan Tingangkung, di mana pembelian ikan cakalang dari supplier baru menyebabkan 339 orang mengalami gangguan pencernaan. Kasus ini menunjukkan perlunya pengawasan lebih ketat dan proses yang lebih hati-hati dalam pengadaan bahan makanan.

Dadan mengingatkan pentingnya kualitas dan prosedur keamanan makanan saat menjalankan program ini. Ia menegaskan bahwa mitra dapur umum harus lebih berhati-hati dan memulai dengan volume kecil terlebih dahulu. Ia mencontohkan, jika daftar penerima mencapai 3.500 orang yang tersebar di beberapa sekolah, mereka harus mulai melayani dari dua sekolah terlebih dahulu, dan meningkatkan kapasitas secara bertahap setelah memastikan keamanan dan kualitas makanan.

Ia juga menyesalkan bahwa kejadian serupa masih terus terjadi, padahal target utama adalah nol kasus KLB dari program MBG.

Berikut adalah distribusi kasus keracunan dari program MBG di tiga wilayah berdasarkan data terbaru:

WilayahJumlah Kasus
Wilayah I1.281
Wilayah II2.606
Wilayah III824

Jumlah siswa keracunan massal usai menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Senin (22/9/2025), terus bertambah hingga mencapai 63 orang.Jumlah siswa keracunan massal usai menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat, Senin (22/9/2025), terus bertambah hingga mencapai 63 orang.

Tags: Kesehatan Gizi Program Pemerintah KLB Keamanan Pangan

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan