KSP Qodari memamerkan jam tangan Seiko miliknya saat jumpa pers di Istana, Jakarta, Senin (22/9/2025).

KSP Qodari Klarifikasi Penggunaan Strobo dan Pengawalan Pejabat

23 Sep 2025 | Nur Aisyah | Berita | Berita Nasional

KSP Qodari menjelaskan dirinya jarang menggunakan strobo dan pengawalan saat perjalanan, serta menekankan pentingnya kesederhanaan pejabat publik dan penindakan tegas terhadap penyalahgunaan alat pengingat di jalan. Gerakan masyarakat menuntut aturan ketat terhadap praktik tersebut demi kenyamanan berkendara.

Dalam rangka menanggapi keresahan masyarakat terhadap penggunaan sirene dan strobo yang dinilai berlebihan, Kepala Staf Presiden (KSP) Qodari menyampaikan penjelasan terkait praktik pengawalan dan protokol perjalanan dirinya selama ini. Qodari mengungkapkan bahwa dirinya jarang menggunakan strobo saat bepergian di luar kantor, kecuali dalam situasi tertentu seperti mengejar jadwal meeting penting.

Qodari menegaskan bahwa sejak beberapa waktu lalu, dirinya telah berhenti menggunakan fasilitas pengawalan berupa patwal atau mobil pembantu lainnya. Hanya dalam kondisi tertentu saja ia menggunakan kendaraan dengan lampu strobo, seperti saat harus segera menghadiri acara yang mendesak. Ia juga menjelaskan bahwa selama ini menggunakan mobil Innova sendiri tanpa pengawal pribadi, bahkan ketika menjabat Wakil Kepala Staf Kepresidenan (KSP).

Baca juga: Kemensetri Dalam Negeri Rancang Retreat Khusus Sekretaris Daerah

Penekanan pada Kesederhanaan dan Transparansi

Dalam kesempatan tersebut, Qodari turut menunjukkan jam tangan merk Seiko yang dikenakannya sebagai bentuk pernyataan bahwa dirinya tidak bergaya hidup mewah, sesuai dengan norma pejabat publik yang harus menjaga kesederhanaan dan transparansi. Menurutnya, pejabat publik tidak boleh menarik perhatian dengan gaya hidup berlebihan karena dana yang digunakan berasal dari uang rakyat melalui pajak.

Ia menambahkan bahwa sebagai pejabat, mereka harus berperilaku bijak dan tidak melakukan tindakan yang menimbulkan kesan berlebihan atau menimbulkan ketidaknyamanan di masyarakat.

Sambil menunggu rapat dengan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Qodari menyampaikan bahwa ia harus segera meninggalkan lokasi agar dapat menuju ke acara berikutnya. Ia menyatakan bahwa penggunaan strobo yang sering diperdebatkan bisa dihindari jika ia lebih cepat sampai ke lokasi rapat, sehingga tidak perlu mengaktifkan fasilitas pengamanan tersebut.

Baca juga: KPK Pastikan Ustaz Khalid Basalamah Kembalikan Uang Kasus Kuota Haji

Protes Masyarakat Melalui Gerakan ‘Stop Tot Tot Wuk Wuk’

Persoalan penggunaan strobo dan sirene secara berlebihan di jalan raya dan jalan tol belakangan ini mencuat ke permukaan melalui media sosial dalam bentuk gerakan “Stop Tot Tot Wuk Wuk”. Gerakan ini merupakan bentuk protes masyarakat terhadap penyalahgunaan alat penggera yang dinilai mengganggu ketertiban dan kenyamanan berkendara.

Beragam bentuk ekspresi protes muncul, mulai dari poster digital hingga stiker bernada sindiran yang berisi kecaman terhadap penggunaan strobo yang terlalu sering dan tanpa kondisi darurat. Salah satu stiker yang cukup populer bertuliskan: “Pajak kami ada di kendaraanmu. Stop berisik di jalan Tot Tot Wuk Wuk!”

Istilah “tot tot wuk wuk” sendiri merujuk pada suara tiruan dari sirene dan strobo yang sering dipasang di kendaraan pejabat maupun sipil. Masyarakat menilai bahwa penggunaan alat tersebut secara berlebihan justru menimbulkan keresahan di tengah masyarakat dan mengganggu ketertiban umum.

Fenomena ini pun memunculkan desakan agar pihak berwenang mengambil langkah tegas untuk menindak pelanggaran demi menjaga ketertiban dan kenyamanan berkendara di ruang publik. Dengan adanya peraturan yang lebih ketat, diharapkan praktik penyalahgunaan strobo dan sirene dapat diminimalisir demi terciptanya kondisi lalu lintas yang lebih tertib dan nyaman bagi seluruh pengguna jalan.

Tags: Qodari strobo sirene pengawalan pejabat protes jalan raya

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan