Presiden Prabowo Subianto menyampaikan pidato dalam Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) yang digelar di markas besar PBB di New York, Amerika Serikat, Selasa (23/9/2025).
Dalam siaran langsung di YouTube United Nations, terlihat anak Prabowo, Didit Hediprasetyo, turut mendampingi ayahnya dari kursi delegasi Indonesia. Keberadaan Didit menunjukkan dukungan keluarga terhadap kehadiran Indonesia dalam forum internasional ini.
Dalam kesempatan tersebut, Prabowo berpidato bersama beberapa pejabat tinggi Indonesia, termasuk Menteri Luar Negeri Sugiono, Menteri Hak Asasi Manusia Natalius Pigai, dan Menteri Investasi sekaligus CEO Danantara, Rosan Roeslani. Prestasi penting disebutkan, bahwa Prabowo menjadi Presiden ketiga Indonesia yang berpidato dalam sidang umum PBB, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump.
Pidato Prabowo dilakukan setelah dua pemimpin dunia tersebut, menunjukkan posisi strategis Indonesia dalam forum global dan meningkatkan visibilitas diplomasi Indonesia di mata internasional.
Sebelumnya, Sidang Majelis Umum ke-80 dibuka dengan pidato dari Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, serta Presiden Sidang Umum Annalena Baerbock. Tema dari sesi ini adalah "Better together: 80 years and more for peace, development and human rights”, yang menyoroti pentingnya kerja sama antar-negara untuk perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.
Baca juga: Prabowo Kenang Perjuangan Indonesia Lawan Penjajahan dan Kemiskinan
Pesan Utama Prabowo dalam Pidato di PBB
Dalam pidatonya, Prabowo menekankan kembali pentingnya menjaga perdamaian dunia. Ia menyampaikan bahwa Indonesia terbuka dan siap membantu PBB dalam berbagai inisiatif perdamaian, termasuk di Palestina. Pernyataannya memperkuat komitmen Indonesia untuk turut aktif mendukung stabilitas global.
Prabowo juga menyampaikan apresiasi terhadap pernyataan Annalena Baerbock bahwa tanpa keberadaan dan peran PBB, keamanan dunia akan menjadi terancam. Ia menegaskan bahwa Indonesia akan terus mendukung upaya-upaya dari PBB, meskipun negara tersebut masih menjalankan berbagai tantangan. "Indonesia akan terus mendukung PBB meskipun kami juga masih berjuang,” katanya, dengan penekanan pada solidaritas dan kerja sama internasional.
Selain aspek perdamaian dan keamanan, Prabowo berbicara mengenai langkah-langkah Indonesia dalam menghadapi perubahan iklim. Menyatakan target ambisius, ia menegaskan bahwa Indonesia berkomitmen untuk mencapai nol emisi lebih cepat dari target yang ditetapkan, yaitu pada tahun 2026. Upaya ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam menjaga keberlanjutan lingkungan dan mencegah dampak perubahan iklim yang semakin parah.
Langkah tersebut sejalan dengan peran Indonesia sebagai negara berkembang yang turut berkontribusi dalam mengurangi emisi gas rumah kaca dan mendukung transisi energi bersih. Selain itu, Indonesia juga mendorong kerja sama multilateral dalam pengelolaan sumber daya alam dan pengurangan risiko bencana.
Dalam konteks global, pidato Prabowo memperlihatkan komitmen Indonesia terhadap perdamaian, pembangunan berkelanjutan, dan kerjasama internasional. Melalui forum ini, Indonesia berharap bisa memperkuat posisi dan peranannya dalam perumusan kebijakan dunia, sekaligus menunjukkan kesiapan berkontribusi dalam menyelesaikan berbagai tantangan global yang kompleks.
Tags: politik internasional Prabowo Subianto PBB Perdamaian sidang umum lingkungan