Seluruh kegiatan tinju di Ghana dihentikan sementara menyusul kematian seorang petinju kelas super-menengah, Ernest Akushey, yang dikenal sebagai Bahubali, 11 hari setelah bertarung di Accra.
Akushey meninggal dunia dalam usia 32 tahun pada hari Selasa. Meski penyebab kematian pastinya belum diketahui, indikasi awal menunjukkan adanya kaitan dengan cedera internal yang dialami selama pertandingan terakhirnya.
Petinju kelahiran Ghana tersebut menghadapi Jacob Dickson di Bukom Boxing Arena, Accra, pada 12 September lalu. Dalam pertandingan itu, Akushey tampil agresif dan menunjukkan performa yang cukup baik, namun akhirnya meninggal dunia setelah dirawat di rumah sakit.
Balasan resmi dari Badan Olahraga Nasional (National Sports Authority) menyebutkan penangguhan kegiatan tinju secara nasional sebagai langkah "penting" untuk "melindungi nyawa, menjaga integritas olahraga, dan memastikan keberlanjutan tinju di masa depan".
Selain itu, otoritas olahraga di Ghana berencana melaksanakan strategi lima tahun untuk membangun standar keamanan yang lebih baik, profesional, dan sejalan dengan standar internasional dalam olahraga tinju.
Kematian Akushey ini menjadi yang kedua dalam kurun waktu enam bulan terakhir di Ghana, menggali kembali perdebatan mengenai standar keselamatan petinju di negara tersebut. Sebelumnya, pada bulan Maret, petinju Nigeria, Gabriel Oluwasegun Olanrewaju, mengalami kolaps saat bertarung melawan petinju Ghana, Jon Mbanugu, di Accra, dan meninggal dunia tak lama setelah dibawa ke rumah sakit.
Ghana dikenal dengan popularitas tinjunya yang tinggi dan telah melahirkan banyak petinju terkenal, termasuk legenda dunia dua kali juara dunia dalam dua kelas berat, Azumah Nelson.
Tags: olahraga tinju Ghana kematian petarung standar keamanan