Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, menyatakan kesiapan penyuluh agama di Tanah Air untuk turut serta dalam kampanye penanggulangan Tuberkulosis atau TBC. Ia menegaskan bahwa jaringan luas Kementerian Agama dapat digunakan secara optimal untuk mensosialisasikan pencegahan dan penanganan penyakit mematikan tersebut. Menurutnya, potensi kolaborasi sangat besar, terutama dengan keberadaan 28.479 penyuluh agama Islam, belum termasuk penyuluh agama lain di Indonesia.
Nasaruddin menjelaskan, pemerintah dapat memproduksi buku saku yang memuat penjelasan lengkap mengenai TBC dan langkah-langkah penanggulangannya. Ia menambahkan bahwa ada 12.500 majelis ta’lim, ratusan ribu masjid dan surau yang bisa dimanfaatkan sebagai media edukasi masyarakat tentang pentingnya pencegahan TBC. Selain itu, pemerintah juga telah mengirim 1.669 tenaga dakwah profesional ke wilayah desa dan pelosok sebagai bagian dari upaya sosialisasi.
Baca juga: Kasus Keracunan Siswa Akibat Program Makan Gratis Meningkat Dramatis
Optimalkan Kegiatan Dakwah dan Media Kampanye
Dalam rangka memperluas jangkauan, Nasaruddin menyatakan bahwa pelatihan diberikan kepada kepala kantor KUA dan penyuluh agama agar dapat menyampaikan informasi yang benar dan akurat mengenai TBC. Ia juga menekankan peran khutbah di masjid sebagai media efektif, bahkan mengusulkan pembuatan khutbah seragam yang akan disiarkan melalui berbagai televisi di seluruh Indonesia. Langkah ini dinilai bisa meningkatkan kesadaran masyarakat terkait pencegahan dan penanggulangan TBC.
Lebih jauh, Menag mengusulkan pembuatan buku panduan berbasis ajaran agama yang menekankan kebersihan dan kesehatan, sebagai pedoman masyarakat dalam melindungi diri dari paparan TBC. Ia menilai bahwa kolaborasi penulisan buku bersama tersebut sangat penting guna mengedukasi masyarakat dari perspektif agama dan kesehatan secara bersamaan.
Baca juga: Presiden Bentuk Komite Reformasi Polri, Polri Siap Koordinasi
Data dan Dampak TBC di Indonesia dan Dunia
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin pernah menyebutkan bahwa TBC merupakan penyakit menular pembunuh nomor satu di Indonesia, menyebabkan sekitar 100.000 kematian setiap tahun. Data dari Tuberculosis Report 2024 yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menunjukkan bahwa kasus TBC global terus meningkat, mencapai 8,2 juta orang pada 2023, naik dari 7,5 juta pada 2022 dan 7,1 juta pada 2019. Indonesia menempati posisi kedua sebagai negara dengan jumlah kasus TBC terbesar di dunia, menyumbang sekitar 10 persen dari keseluruhan kasus global pada tahun tersebut.