<span>Screenshot comparison of the false post (L) and a picture from Google Maps</span>

Video Kebohongan tentang Badai Ragasa yang Tersebar di Media Sosial

26 Sep 2025 | Bagas Pratama | Berita | Berita Internasional

Video tentang badai Ragasa yang beredar di media sosial ternyata adalah rekaman lama dari kejadian di China Selatan, bukan badai terbaru seperti yang diklaim. Investigasi membuktikan video tersebut diambil tahun 2024 dan tidak terkait badai Ragasa yang melanda kawasan tersebut pada 2025.

Video yang menunjukkan orang berjuang menghadapi angin kencang di sebuah stasiun kereta api tersebar luas di media sosial, tetapi ternyata bukan menunjukkan badai Super Typhoon Ragasa yang melanda Filipina, Taiwan, dan China Selatan pada September 2025. Video tersebut sebenarnya diambil saat angin keras yang tiba-tiba melanda stasiun kereta api di kota Shanwei, China Selatan, pada April 2024.

Seorang pengguna TikTok berbahasa Indonesia mengunggah posting pada 24 September 2025 dengan komentar, "Damn, Super Typhoon Ragasa is 230 km/hour, that's really fast." Video yang memperlihatkan seseorang berusaha mempertahankan diri dari terjangan angin kencang di platform stasiun kereta itu telah diputar lebih dari 23.000 kali dan digunakan untuk mengaitkan kejorokan badai Ragasa.

Baca juga: Israel Siap Intervensi Kapal Bantuan Gaza dari Flotilla Dunia

Penyebaran Informasi yang Menyesatkan di Media Sosial

Postingan serupa yang mengaitkan video tersebut dengan badai Ragasa beredar dalam berbagai bahasa, termasuk Mandarin, Inggris, Polandia, Melayu, dan Thailand. Banyak yang mempercayai bahwa video itu menunjukkan kondisi saat badai super yang digadang-gadang sebagai yang terkuat di tahun ini menghantam wilayah tersebut.

Padahal, storm yang disebut-sebut sebagai yang paling kuat tahun ini oleh badan meteorologi di Hong Kong, juga menerjang Filipina, Taiwan, dan Makau dengan kecepatan angin hingga 145 km/jam sebelum menghantam daratan China Selatan. Di provinsi Guangdong, dampaknya sangat nyata, menyebabkan pohon tumbang, hancurnya pagar, dan papan reklame yang terlepas dari bangunan di wilayah yang dihuni oleh puluhan juta orang.

Di Taiwan, setidaknya 14 orang meninggal dunia dan lusinan lainnya terluka ketika sebuah danau benteng pecah di Hualien Timur akibat dampak badai Ragasa, menurut laporan resmi.

<span>Screenshot of false TikTok post taken September 24, 2025, with red cross mark added by AFP</span>Screenshot of false TikTok post taken September 24, 2025, with red cross mark added by AFP

Sementara itu, di Hong Kong, badai menyebabkan banjir, pohon tumbang, serta mengakibatkan ratusan penerbangan penumpang dibatalkan atau dialihkan.

Baca juga: Pemogokan Nasional Canada Terkait Rencana Penghentian Layanan PengirimanRumah

Penipuan Melalui Video Lama dan Penjelasan Resmi

Investigasi lebih lanjut menunjukkan bahwa video yang beredar adalah rekaman lama dan tidak terkait dengan badai Ragasa. Pencarian gambar terbalik di Google memperlihatkan screenshot dari video tersebut yang dipublikasikan oleh media Taiwan terkait kejadian badai kuat di stasiun kereta Shanwei pada 27 April 2024 dan berbagai platform media sosial seperti Weibo pada tanggal 29 April 2024. Pada awal video terlihat ada papan bertuliskan "Shanwei Railway Station" dalam bahasa Mandarin dan Inggris.

Selain itu, Google Maps menunjukkan bahwa lokasi stasiun kereta yang di-video-kan memang benar di Shanwei, Guangdong, sesuai dengan data geotagging yang ada.

Portal berita online milik negara China, Nanfang Daily, menerbitkan laporan pada 23 September 2025 yang menegaskan bahwa video tersebut tidak diambil saat badai Ragasa. Pihak berwenang Shanwei menyatakan kondisi cuaca saat itu cukup stabil dan tidak menunjukkan adanya badai besar, sehingga klaim bahwa video tersebut menunjukkan kejadian saat badai Ragasa dapat dipastikan tidak benar.

<span>Screenshot comparison of the falsely shared video (L) and a corresponding screenshot from an old Taiwanese media report</span>Screenshot comparison of the falsely shared video (L) and a corresponding screenshot from an old Taiwanese media report

Tags: berita internasional badai penipuan media sosial video lama China Selatan

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan