Pengembangan kapasitas pembangkit listrik tenaga nuklir Iran semakin diperluas setelah Iran menandatangani kesepakatan besar dengan perusahaan energi nuklir milik negara Rusia, Rosatom. Kesepakatan senilai 25 miliar dolar AS ini diumumkan secara resmi pada 26 September dan mencakup pembangunan minimal empat reaktor nuklir di lokasi Sirik, Hormozgan.
Menurut laporan Iran National Agency (IRNA), pejabat Iran meneken perjanjian tersebut dengan perusahaan Iran Hormozgan dan Rosatom. Saat ini, Iran hanya mengoperasikan satu pembangkit listrik tenaga nuklir yaitu fasilitas Bushehr berdaya 1 gigawatt yang terletak di bagian selatan negara itu. IRNA melaporkan bahwa setiap reaktor baru yang akan dibangun memiliki kapasitas 1.255 megawatt.
Baca juga: Dinamika Yisrael Beytenu di Tengah Gelombang Imigrasi Rusia
Peningkatan Kapasitas Energi Nuklir
Pertambahan empat reaktor ini merupakan bagian dari strategi Iran untuk meningkatkan kapasitas listrik dari energi nuklir secara signifikan. Pada saat ini, negara tersebut menargetkan produksi minimal 20 gigawatt listrik dari sumber tenaga nuklir hingga tahun 2040. Pembangunan dua reaktor tambahan di Bushehr pun sedang berlangsung sejak 2019 dan 2020, dan kemungkinan akan siap beroperasi pada tahun depan, menurut pejabat Rusia.
Konstruksi reaktor ini dilakukan dengan teknologi desain VVER-1000 buatan Rusia. Setelah kunjungan Menteri Energi Iran, Mohammad Eslami, ke Moskow pekan ini, muncul keyakinan bahwa minimal empat reaktor lagi akan ditempatkan di lokasi Bushehr. Eslami menegaskan bahwa negara berencana untuk memperluas kapasitas nuklirnya secara signifikan serta mempertahankan posisi strategis di sektor energi.
Langkah Iran ini terjadi di tengah ketegangan internasional terkait program nuklirnya. Pada hari yang sama, Iran mengikuti perkembangan kebijakan sanksi dari PBB dan negara-negara Eropa. Britain, Prancis, dan Jerman telah memberlakukan kembali sanksi terhadap Iran bulan lalu karena tuduhan pelanggaran kesepakatan nuklir 2015. Sementara China dan Rusia mengajukan usulan resolusi di Dewan Keamanan PBB agar pembicaraan mengenai uranium enrichment Iran dilanjutkan selama enam bulan lagi, meskipun mayoritas analis memperkirakan usulan tersebut tidak akan mendapatkan cukup dukungan untuk disetujui.
Selain tekanan diplomatik, Iran juga menghadapi kemungkinan sanksi tambahan dari PBB terkait program nuklirnya. Sementara itu, Rusia terus menunjukkan komitmennya terhadap kerjasama jangka panjang dengan Iran, yang termasuk rencana pembangunan total delapan reaktor di masa depan.
Tags: politik energi Iran sanksi internasional Nuklir rosatom energi