Wakil Ketua Komisi XIII DPR Andreas Hugo Pareira menyatakan bahwa Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) telah melakukan tindakan yang memalukan dengan memalsukan dokumen naturalisasi pemainnya. Kasus ini memicu sanksi berat dari FIFA terhadap FAM serta tujuh pemain tim nasional Malaysia yang terbukti menggunakan dokumen tidak sah dalam proses verifikasi.
Andreas menegaskan, "Kasus pemalsuan dokumen dalam proses naturalisasi oleh federasi sepakbola Malaysia harus menjadi pelajaran. Ini tentu memalukan." Ia menambahkan, kejadian ini harus menjadi pengalaman berharga agar tidak terulang di Indonesia. Menurutnya, PSSI perlu lebih teliti dan hati-hati dalam memastikan keaslian garis keturunan calon pemain naturalisasi.
Baca juga: Kisah Inspiratif dari Office Boy dan Pengemudi Jadi Pengusaha Properti
Kasus Pemalsuan dan Sanksi dari FIFA
FIFA secara resmi mengumumkan bahwa terdapat tujuh pemain yang menggunakan dokumen tidak sah, yaitu Gabriel Felipe Arrocha, Facundo Tomas Garces, Rodrigo Julian Holgado, Imanol Javier Machuca, Joao Vitor Brandao Figueiredo, Jon Irazabal Iraurgui, dan Hector Alejandro Hevel Serrano. Dalam laporannya, FIFA menyebutkan bahwa FAM mengajukan verifikasi pemain dengan dokumen yang telah direkayasa.
Menurut FIFA, dokumen tersebut tidak memenuhi standar verifikasi resmi. Komite Disiplin FIFA menilai bahwa FAM telah melanggar Pasal 22 dari Kode Disiplin FIFA terkait pemalsuan dokumen, pelanggaran yang dianggap serius karena memengaruhi keabsahan kompetisi resmi.
Wakil Ketua Komisi XIII DPR RI Andreas Hugo Pareira saat ditemui di Gedung DPR RI, Selasa (16/9/2025).
Hukuman administratif berupa denda juga diberikan kepada FAM sebesar 350.000 franc Swiss atau sekitar Rp 7,3 miliar. Sementara itu, setiap pemain dikenai denda sebesar 2.000 franc Swiss atau sekitar Rp 42 juta. Selain denda finansial, ketujuh pemain tersebut juga dikenai larangan beraktivitas dalam seluruh kegiatan sepak bola selama 12 bulan, berlaku secara internasional di bawah naungan FIFA. Dengan demikian, para pemain tidak hanya dilarang membela timnas Malaysia tetapi juga tidak diperbolehkan bermain di level klub selama masa skorsing.
Baca juga: Tito Karnavian Tekankan Langkah Strategis Hadapi Transfer Dana Daerah
Pentingnya Pengawasan dalam Naturaliasi Pemain
Kasus ini menimbulkan kekhawatiran akan keamanan dan keabsahan proses naturalisasi pemain di tingkat internasional. Pengamat sepak bola menilai bahwa kejadian ini seharusnya menjadi perhatian serius, tidak hanya bagi federasi sepak bola Malaysia, tetapi juga bagi federasi lain, termasuk Indonesia.
Andreas Hugo Pareira menambahkan bahwa naturalisasi memang salah satu strategi untuk memperkuat tim nasional. Ia menyebutkan bahwa banyak negara di Asia Tenggara seperti Filipina dan Malaysia yang menerapkan langkah serupa, mencari pemain potensial di luar negeri yang memiliki hubungan darah dengan negara tersebut untuk dinaturalisasi.
Permasalahan dari kasus Malaysia ini menegaskan perlunya pengawasan dan verifikasi ketat terhadap dokumen legalitas pemain yang akan dinaturalisasi. PSSI, sebagai bagian dari upaya menjaga keaslian proses tersebut, diharapkan terus meningkatkan standar verifikasi agar tidak terulang kejadian serupa di Indonesia.
Tags: FIFA Sanksi Malaysia naturaliasi dokumen palsu pemain bola