Anggota Komisi VIII DPR RI Dini Rahmania mendesak Kementerian Agama untuk melakukan evaluasi menyeluruh terhadap bangunan pondok pesantren di seluruh Indonesia. Permintaan ini muncul sebagai respons atas insiden ambruknya musala di Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur, yang menyebabkan korban jiwa dan luka-luka.
Peristiwa tersebut dianggap menjadi pengingat keras akan pentingnya perhatian terhadap aspek keselamatan santri, terutama mengingat banyak pondok pesantren dan sekolah berasrama berada di wilayah rawan bencana alam. Dini menegaskan bahwa langkah-langkah mitigasi bencana harus segera dilakukan untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang.
Baca juga: Bangunan Mushalla Ponpes Al Khoziny Ambruk, Satu Santri Tewas
Langkah-langkah yang Diminta
Dini menyatakan bahwa DPR RI menuntut pemerintah, termasuk Kementerian Agama, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), dan pemerintah daerah untuk melakukan audit kelayakan bangunan pondok pesantren secara menyeluruh. Selain itu, penerapan standar keamanan bangunan yang lebih ketat serta pelatihan kesiapsiagaan bencana bagi santri dan pengelola pesantren menjadi prioritas.
Dalam upaya meningkatkan keselamatan, Dini berharap langkah-langkah tersebut dapat memastikan bahwa insiden serupa tidak akan terjadi lagi. Ia menambahkan, pondok pesantren harus menjadi tempat belajar yang aman dan nyaman serta memberikan jaminan keselamatan bagi orang tua santri.
Baca juga: Kemampuan Layanan MPP Jakarta Dipojokkan Omnichannel
Keprihatinan dan Kasus Terbaru
Dini mengungkapkan rasa dukacita dan keprihatinan mendalam terhadap tragedi robohnya musala yang menelan korban jiwa, serta berharap keluarga korban dan pengurus pondok mendapatkan ketabahan. Ia menyampaikan simpati tulus kepada seluruh pihak yang terdampak peristiwa ini.
Sebelumnya, insiden tersebut terjadi pada Senin (29/9/2025) pukul 15.00 WIB, saat bangunan musala tiga lantai sedang digunakan untuk beribadah. Data Basarnas hingga Selasa (30/9/2025) pukul 06.00 WIB menyebutkan bahwa dari total korban, 99 orang berhasil diselamatkan, 8 orang dievakuasi oleh tim SAR, dan 91 orang evakuasi mandiri. Satu santri, Maulana Affan Ibrahimafic (15), warga Surabaya, dinyatakan meninggal dunia akibat kejadian itu.
Pengasuh Ponpes Al-Khoziny, Abdul Salam Mujib, mengungkapkan bahwa bangunan musala tersebut masih dalam tahap pembangunan. Lantai bangunan baru saja selesai dicor sekitar pukul 12.00 WIB, beberapa jam sebelum kejadian. Ia menyebut, proses pembangunan telah berlangsung selama sekitar sembilan hingga sepuluh bulan dan lantai terakhir belum dilapisi genteng, melainkan langsung semen.
Pada saat kejadian, santri sedang melaksanakan shalat Ashar di rakaat kedua, tiba-tiba lantai musala runtuh. Puluhan santri terjebak reruntuhan, sehingga petugas gabungan dan relawan melakukan evakuasi secara dramatis untuk menyelamatkan mereka.
Tags: DPR RI pondok pesantren keselamatan santri insiden musala roboh