Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama, Amin Suyitno, menyatakan keselamatan santri menjadi prioritas utama setelah musibah ambruknya musala Pondok Pesantren Al Khoziny di Surabaya. Ia menyampaikan rasa duka mendalam atas peristiwa tersebut dan memastikan kementerian akan segera mengirim bantuan.
Suyitno menegaskan bahwa Kemenag telah berkoordinasi dengan Kantor Wilayah Kemenag Jawa Timur untuk mendampingi pesantren dalam penanganan korban. Ia juga menjelaskan bahwa tim lapangan telah dikerahkan untuk memastikan santri dan jemaah terdampak menerima pertolongan medis yang layak.
Baca juga: Mediasi Gugatan Harta Gibran Ditunda, Hakim Minta Hadir Langsung
Upaya Pemulihan dan Penanganan Korban
Kemenag mengajak seluruh elemen masyarakat, termasuk ormas Islam dan warga sekitar, untuk memberikan dukungan moril dan materil. Dengan kebersamaan, diharapkan proses pemulihan berjalan cepat dan bermanfaat besar bagi keluarga besar pesantren.
Suyitno menyampaikan bahwa survei teknis sedang dilakukan untuk mengetahui penyebab kerusakan dan memetakan risiko bangunan lainnya di sekitar lokasi. Prioritas saat ini adalah memastikan evakuasi berjalan lancar, korban mendapatkan perawatan maksimal, dan kegiatan pesantren dapat segera kembali normal dengan pengamanan yang ketat.
Pemerintah melalui Kemenag juga akan memberikan bantuan rehabilitasi, baik dari pusat maupun daerah, untuk memperbaiki fasilitas yang rusak akibat kejadian tersebut.
Baca juga: Kekacauan di Muktamar PPP: Simbol Kehancuran Partai Lama
Kejaidan Ambruknya Musala dan Korban Tewas
Peristiwa tragis ini terjadi pada Senin (29/9/2025) sekitar pukul 15.00 WIB saat para santri sedang melaksanakan shalat Ashar. Bangunan musala tiga lantai tersebut tiba-tiba ambruk dan menimpa mereka yang sedang beribadah, mengakibatkan satu santri meninggal dunia dan puluhan lainnya terjebak di reruntuhan.
Menurut Kepala Bidang Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, sebanyak 79 santri berhasil dievakuasi dari lokasi kejadian. Ia juga menyebutkan bahwa korban meninggal adalah Maulana Affan Ibrahimafic, remaja berusia 15 tahun dari Surabaya.
Saat ini, proses pemulangan korban meninggal sedang berlangsung. Sementara itu, upaya evakuasi bagi santri yang terluka dan penanganan kegentingan lainnya terus dilakukan secara maksimal.
Tags: Pesantren musala ambruk santri surabaya bantuan pemerintah