Forward Minnesota Lynx, Napheesa Collier, melontarkan kritik keras terhadap komisaris WNBA Cathy Engelbert dan pengelola liga terkait. Ia menyebut bahwa WNBA memiliki "kepemimpinan terburuk di dunia."
Hanya dua hari setelah kekalahan Minnesota dari Phoenix Mercury di semifinal Game 4 yang menandai berakhirnya musim mereka dengan skor 82-66, Collier menyampaikan pernyataan tertulis dua halaman dalam konferensi pers di Minneapolis. Ia mengkritik buruknya kualitas wasit, kepemimpinan liga, dan pendekatan WNBA terhadap negosiasi Kesepakatan Kerja Bersama (CBA).
Kritik Pedas terhadap Kepemimpinan dan Officiating WNBA
Sebagai wakil presiden Asosiasi Pemain Bola Basket Wanita Nasional (WNBPA), Collier menyatakan bahwa liga kekurangan akuntabilitas dalam menyelesaikan masalah utama. Ia mengaku berbicara secara terbuka karena selama ini berusaha menyampaikan keluhan secara pribadi, namun merasa tidak ada niat dari pihak liga untuk mengakui adanya masalah.
"Tetapi jelas tidak ada niat untuk menerima bahwa ada masalah," kata Collier tentang officiating. "Liga ini tidak fokus pada inovasi atau kolaborasi, tapi pada kontrol dan kekuasaan." Ia menambahkan, "Kemampuan kepemimpinan kita untuk dipertanggungjawabkan hanya dengan menekan suara-suara melalui denda. Saya tidak khawatir soal denda, tapi masa depan olahraga kita yang harus dipertimbangkan."
Collier, yang berada di posisi runner-up MVP WNBA 2025, tidak bermain di Game 4 setelah mengalami cedera pergelangan kaki di menit-menit akhir Game 3. Cedera tersebut terjadi saat ia terjatuh dalam sebuah kejadian chaos ketika Alyssa Thomas dari Mercury merebut bola dari tangannya.
Baca juga: Aliyah Boston Gabung Jadi Analis Siaran NBA dan NCAA Musim Ini
Aksi Emosi dan Kontroversi di Lapangan
Penasaran terhadap keputusan wasit yang tidak memberikan pelanggaran, pelatih Minnesota, Cheryl Reeve, terjun ke lapangan dan kemudian dilarang mendekati wasit. Dia juga dikeluarkan dari pertandingan setelah menuntut wasit secara verbal selama dua menit yang penuh makian. Reeve kemudian dikenai denda sebesar $15.000 dan diskors untuk Game 4 yang berlangsung hari Minggu, yang akhirnya mengakhiri perjalanan Lynx di playoff.
Pelatih dari tim lawan seperti Becky Hammon dari Las Vegas Aces dan Stephanie White dari Indiana Fever juga memperoleh denda karena kritik mereka terhadap officiating di luar lapangan.
Reeve menyatakan dukungannya terhadap Collier, meskipun ia mengaku tidak sepenuhnya mengetahui pernyataan tersebut. "(Suara Collier) jelas penting."
WNBA sendiri belum memberikan komentarnya terkait pernyataan Collier.
Baca juga: WNBA Tandatangani Kesepakatan Hak Siar 11 Tahun dengan USA Network
Cedera dan Ketimpangan Pembayaran Pemain
Collier menyampaikan bahwa cedera yang dialaminya di menit-menit akhir pertandingan hampir sama dengan cedera yang ia alami pada Agustus lalu, yang membuatnya absen lebih dari tiga minggu karena cedera pergelangan kaki kanan. Ia menyatakan, "Saya mengalami beberapa ligamen robek, otot shin robek, tapi tidak ada tulang yang patah."
Selain cedera, Collier mengungkapkan bahwa ia pernah berbicara dengan Engelbert pada musim dingin lalu di acara Unrivaled, liga bola basket profesional 3x3 yang didirikan dan diluncurkan bersama tahun lalu. Ia bertanya kenapa pemain terkenal seperti Caitlin Clark, Angel Reese, dan Paige Bueckers membawa pendapatan besar, namun bayaran mereka masih tergolong rendah. (Gaji Clark musim ini sekitar $78.066).
Engelbert menjawab, "Caitlin patut bersyukur karena ia menghasilkan $16 juta dari luar lapangan. Tanpa platform WNBA, dia tidak akan mendapatkan apa-apa."
Selanjutnya, Engelbert juga menyatakan bahwa pemain harus "berlutut dan berterima kasih kepada media rights deal yang saya raih." (Kesepakatan hak siar media selama 11 tahun senilai $2,2 miliar akan berlaku mulai musim depan).
Clark tidak memberikan komentar terkait hal ini, menurut Fever.
BNBA dan WNBPA saat ini sedang menegosiasikan kesepakatan CBA baru karena yang sekarang akan berakhir pada 31 Oktober mendatang. Para pemain menuntut kenaikan gaji—maksimal sekitar $250.000—dan sistem pembagian pendapatan yang lebih adil dan tidak berbasis komponen tetap. Engelbert berharap kesepakatan tersebut dapat menjadi "transformasional" dan meningkatkan penghasilan serta manfaat pemain secara signifikan, sambil tetap mempertimbangkan kelangsungan keuangan pemilik tim.
Collier menyatakan, "Saya rasa sudah saatnya orang tahu apa yang sebenarnya terjadi. Liga ini belum cukup menghargai kami seperti yang seharusnya."
Walau hasil pertandingan Minggu lalu tidak mempengaruhi pandangannya tentang officiating WNBA, Collier menyebut bahwa ketidakonsistenan officiating kini mencapai tingkat yang mengganggu sport dan merusak integritasnya. "Tahun demi tahun, satu hal yang tetap konsisten adalah kurangnya akuntabilitas dari kepemimpinan kita," katanya.
ESPN melaporkan bahwa data WNBA tidak menunjukkan hubungan antara sejumlah cedera playoff yang meningkat dan kesalahan wasit. Collier menanggapinya dengan keras, menyebut klaim itu "menghina kecerdasan saya, jujur saja."
Ia menambahkan, "Sangat tidak berkelanjutan menjaga produk yang berkualitas di lapangan, sementara wasit kehilangan kendali atas pertandingan. Penonton melihatnya setiap malam. Pelatih, yang menang maupun kalah, mengungkapkannya setiap malam di media pra dan pasca pertandingan. Tapi, kepemimpinan hanya mengeluarkan denda dan berpaling. Mereka mengabaikan masalah yang semua orang dalam permainan ini minta segera diperbaiki. Itu kelalaian."
Collier mengungkapkan bahwa ia pernah bertanya kepada Engelbert tentang bagaimana rencana liga untuk memperbaiki officiating. Engelbert menjawab, "Hanya yang kalah yang mengeluh tentang wasit."
Tags: WNBA Cedera pemain Officiating Napheesa Collier Kepemimpinan Liga Negosiasi CBA