Suasana rapat dengar pendapat umum antara Komisi IX DPR bersama Ahli dan Koalisi Masyarakat Sipil terkait evaluasi dan rekomendasi program MBG, Senin (22/9/2025).

Meningkatnya Kasus Keracunan Massal Imbas Program Makan Bergizi Gratis

23 Sep 2025 | Nur Aisyah | Berita | Berita Nasional

Keracunan massal akibat program Makan Bergizi Gratis meningkat drastis, menimbulkan keprihatinan. Pemerintah didesak lakukan evaluasi dan moratorium demi menjamin keamanan makanan dan kepercayaan publik.

Dalam beberapa bulan terakhir, program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Indonesia menghadapi tantangan serius terkait tingginya angka keracunan massal di berbagai daerah. Fenomena ini menimbulkan keprihatinan di kalangan masyarakat, pejabat, dan para ahli yang menekankan pentingnya evaluasi menyeluruh terhadap program tersebut.

Kerusakan Kepercayaan dan Permintaan Moratorium

Para peneliti dan aktivis menyoroti bahwa kejadian keracunan massal yang terus berulang telah merusak kepercayaan publik terhadap program yang awalnya bertujuan untuk meningkatkan asupan gizi siswa. Peneliti dari Monash University, Grace Wangge, mendesak pemerintah untuk mengambil langkah tegas dengan menghentikan sementara pelaksanaan program sebelum ada evaluasi mendalam dilakukan.

Dalam rapat dengar pendapat umum di DPR, Grace menyatakan, “Kami berharap pemerintah dapat bersikap legawa dengan memberlakukan moratorium. Sudah sembilan bulan kejadian ini berulang, dan menunggu sampai angka keracunan semakin tinggi bukanlah solusi." Ia menegaskan perlunya evaluasi sistemik terkait mekanisme pengawasan dan pengendalian food safety dalam program MBG.

Kasus Keracunan yang Semakin Tinggi

Data dari koordinator Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI), Ubaid Matraji, menunjukkan bahwa jumlah kasus keracunan mencapai lebih dari 6.400 kejadian per 21 September 2025. Angka ini meningkat secara signifikan dalam waktu singkat, menunjukkan adanya masalah sistemik dalam pelaksanaan program ini.

ProvinsiJumlah Kasus
Jawa Barat2.012
DIY1.047
Jawa Tengah722
Bengkulu539
Sulawesi Tengah446

Selain angka yang tinggi, penyebaran kasus yang luas ke hampir seluruh provinsi menimbulkan pertanyaan mengenai pengelolaan dan pengawasan laboratorium makanan serta standar keamanan yang diterapkan dalam program ini.

Baca juga: Kasus Keracunan dari Program Makanan Gratis Tinggi, BGN Perketat Pengawasan

Contoh Kasus dan Dampaknya

Salah satu kejadian terbaru yang menjadi perhatian adalah kasus keracunan di Kabupaten Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, yang menimpa lebih dari 250 pelajar usai menyantap menu MBG di sekolah. Kejadian lain juga terjadi di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat, di mana sekitar 90 siswa dilaporkan mengalami gejala keracunan.

Jumlah siswa keracunan massal usai menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat terus bertambah hingga mencapai 63 orang.Jumlah siswa keracunan massal usai menyantap paket Makan Bergizi Gratis (MBG) di Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat (KBB), Jawa Barat terus bertambah hingga mencapai 63 orang.

Di Maluku, belasan siswa SD Negeri 19 Kota Tual harus dirawat di rumah sakit setelah mengonsumsi makanan yang diduga menyebabkan keracunan. Sementara di Jawa Barat, sebanyak 194 pelajar dari berbagai jenjang pendidikan mengalami gejala serupa setelah menyantap menu program tersebut, dengan sebagian besar dari mereka memerlukan perawatan di fasilitas kesehatan setempat.

Insiden ini menimbulkan kekhawatiran terhadap keamanan dan kualitas gizi makanan yang disiapkan dalam program MBG, terutama karena adanya laporan lemahnya mekanisme pengawasan dan perlindungan konsumen.

Baca juga: Kasus Keracunan Massal dari Program Makan Bergizi Gratis Jadi Sorotan

Desakan Perbaikan Sistem dan Transparansi

Para ahli menegaskan pentingnya reformasi sistem pengelolaan program ini, termasuk penyusunan mekanisme pengawasan yang ketat, peningkatan akuntabilitas, serta transparansi dalam proses distribusi dan penyajian makanan. Mereka juga mendorong penguatan kanal pelaporan yang memudahkan masyarakat dan korban kasus keracunan untuk menyampaikan keluhan tanpa takut intimidasi.

Selain itu, para pengamat menekankan perlunya kolaborasi yang lebih erat antara sektor pendidikan dan kesehatan serta melibatkan masyarakat sipil dalam proses evaluasi dan pengawasan program ini agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan.

Secara umum, penanganan masalah keracunan massal dari program MBG menjadi momentum penting bagi pemerintah untuk melakukan evaluasi mendalam dan perbaikan sistem yang komprehensif demi keberlanjutan program dan perlindungan hak masyarakat, khususnya anak-anak yang menjadi sasaran utama program ini.

Petugas SPPG menurunkan ompreng makan bergizi gratis dari atas mobil di SDN 2 Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (19/9/2025). Dinas Pendidikan Kota Kendari mencatat per 16 September 2025 sebanyak 23.613 pelajar telah menerima Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah itu yang tersebar pada 24 TK dan PAUD, 38 Sekolah Dasar dan 13 Sekolah Menengah Pertama. ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.Petugas SPPG menurunkan ompreng makan bergizi gratis dari atas mobil di SDN 2 Kendari, Sulawesi Tenggara, Jumat (19/9/2025). Dinas Pendidikan Kota Kendari mencatat per 16 September 2025 sebanyak 23.613 pelajar telah menerima Makan Bergizi Gratis (MBG) di wilayah itu yang tersebar pada 24 TK dan PAUD, 38 Sekolah Dasar dan 13 Sekolah Menengah Pertama. ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.

Tags: pemerintah Indonesia keracunan massal program gizi sekolah evaluasi program pemerintah keselamatan makanan

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan