JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Pemberdayaan Masyarakat, Abdul Muhaimin Iskandar, menegaskan pentingnya deteksi akar masalah terkait meningkatnya kasus infeksi cacing pada balita di Indonesia. Ia meminta Kementerian Kesehatan untuk melakukan investigasi mendalam agar langkah pencegahan dan penanganan dapat dilakukan secara tepat dan menyeluruh.
Kasus terbaru melibatkan dua kakak beradik dari Bengkulu yang mengalami infeksi cacing berat, bahkan keluar dari mulut dan hidung mereka. Sebelumnya, kasus serupa juga menimpa seorang balita di Sukabumi, Jawa Barat, yang meninggal dunia akibat infeksi cacing.
Permintaan Abdul Muhaimin kepada Kemenkes
Dalam pertemuan di kantor Kemenko PM di Jakarta Pusat, Senin (22/9/2025), Cak Imin, demikian panggilan akrabnya, menegaskan perlunya identifikasi akar dari permasalahan ini. Ia menekankan bahwa setiap kasus memiliki penyebab yang berbeda, sehingga penanganannya harus komprehensif dan tepat sasaran.
"Tugas Menkes adalah mendeteksi secara pasti akar dari masalah ini agar tidak kembali terjadi dan mampu melakukan langkah preventif," ujarnya. Ia juga menyoroti bahwa proses pencarian akar harus dilakukan secara serius dan segera agar pencegahan bisa dilakukan secara efektif.
Baca juga: KPK dan PPATK Telusuri Aliran Uang Kasus Kuota Haji 2024
Faktor Penyebab Kasus Infeksi Cacing Pada Balita
Cak Imin menyebutkan bahwa faktor kemiskinan bukan satu-satunya penyebab dari maraknya kasus infeksi cacing di kalangan balita. Ada banyak aspek lain yang turut menjadi faktor risiko, seperti kondisi gizi anak, kebersihan lingkungan, serta faktor wabah atau virus yang menyebar di masyarakat.
"Banyak faktor yang memengaruhi, termasuk kurangnya gizi, sanitasi yang buruk, serta adanya wabah virus dan bakteri yang memperparah kasus ini," katanya. Ia menegaskan perlunya pendekatan multidimensional untuk menyelesaikan masalah ini agar tidak terus berulang.
Baca juga: IKN Jadi Ibukota Politik 2028, Ini Persiapan dan Targetnya
Kondisi Terbaru Balita Korban Infeksi Cacing
Kasus balita Aa (4 tahun) dan Ka (1,8 bulan) yang mengalami infeksi cacing parah menjadi perhatian. Kedua anak ini dari Desa Sungai Petai, Kecamatan Talo Kecil, Kabupaten Seluma, harus menjalani perawatan di rumah sakit karena cacing yang bersarang di dalam tubuh mereka sulit dikeluarkan secara normal.
Hingga Jumat (19/8/2025), kondisi keduanya dikatakan mulai membaik. Namun, hasil radiologi menunjukkan masih banyak cacing di perut yang perlu penanganan lanjutan.
Pelaksana Tugas (Plt) Direktur RSUD M. Yunus Bengkulu, Herry Permana, menyebutkan bahwa proses pemantauan dan penanganan terhadap kedua balita ini terus dilakukan, dengan evaluasi rutin melalui pemeriksaan rontgen untuk memastikan keberhasilan pengobatan.
Kasus ini menunjukkan perlunya penguatan program kesehatan masyarakat, termasuk edukasi tentang sanitasi dan pola hidup bersih, agar insiden serupa dapat diminimalisir di masa depan.
Tags: Kesehatan Kementerian Kesehatan balita infeksi cacing pencegahan