Dalam Sidang Majelis Umum PBB ke-80 yang berlangsung di New York, Amerika Serikat, Presiden RI Prabowo Subianto menyampaikan pidato yang penuh semangat dan berani menentang argumen dari Presiden AS Donald Trump mengenai kebermanfaatan lembaga internasional seperti PBB. Pidato tersebut berhasil mencuri perhatian dunia internasional karena menunjukkan posisi Indonesia yang tegas dan optimis terhadap peran organisasi global dalam menjaga perdamaian.
Hikmahanto Juwana, pakar Hukum Internasional dari Universitas Indonesia, mengungkapkan bahwa pidato Prabowo memiliki substansi yang cukup kuat dan memberikan arahan yang jelas kepada anggota Majelis Umum PBB. Menurutnya, gaya penyampaian Prabowo yang menggunakan bahasa Inggris dengan pelafalan dan penekanan yang baik turut menambah kekuatan argumen yang disampaikan.
Baca juga: MK Tunda Sidang Uji Materi UU TNI karena DPR dan Pemerintah Belum Siap
Penolakan terhadap Argumen Trump tentang PBB dan Isu Perubahan Iklim
Selain menyatakan pentingnya lembaga seperti PBB dalam mewujudkan perdamaian dunia, Prabowo juga secara terang-terangan menentang pandangan Trump yang menyebut bahwa PBB tidak berguna. “Bila di-kontra dengan pidato Trump, ini seperti pro dan kontra. Karena Trump menyebut PBB tidak berguna, namun sebaliknya Prabowo,” ujar Hikmahanto.
Prabowo menegaskan bahwa PBB merupakan alat vital yang bisa membantu menciptakan perdamaian dan stabilitas global. Ia bahkan menyampaikan bahwa terhadap isu perubahan iklim, Indonesia memiliki pandangan yang berbeda dengan Trump. Ketika Trump menyebut climate change dan isu lingkungan sebagai hoaks, Prabowo menyatakan bahwa kenyataannya masalah tersebut adalah nyata dan perlu mendapatkan perhatian serius.
Baca juga: KPK Belum Tahan Komisaris Utama PT Dosni Roha Logistik
Komitmen Indonesia terhadap Palestina dan Isu Regional
Dalam pidatonya, Prabowo juga menyampaikan sikap Indonesia terhadap konflik di Timur Tengah, khususnya terkait isu Palestina. Ia menyampaikan bahwa Indonesia mendukung penuh kemerdekaan Palestina dan menegaskan bahwa pengakuan terhadap Israel hanya dapat dilakukan jika Palestina terlebih dahulu diakui secara internasional. “Namun Presiden menyampaikan bahwa Israel akan diakui apabila Palestina diakui terlebih dahulu, ini masih in line dengan two state solution,” imbuh Hikmahanto.
Sementara itu, dalam pidato tersebut, Prabowo tampil penuh semangat dan berapi-api, bahkan beberapa kali menghentakkan tangannya di meja mimbar. Ia juga mendapatkan apresiasi dari delegasi lain dengan delapan kali tepuk tangan dan sebuah standing ovation di akhir pidatonya, menandai keberhasilan penyampaiannya di forum dunia.
Secara keseluruhan, pidato Prabowo di PBB menegaskan posisi Indonesia yang mendukung perdamaian, penolakan terhadap narasi negatif mengenai peran PBB, serta dukungannya terhadap isu kemerdekaan Palestina dan wilayah Timur Tengah secara lebih luas.
Tags: Dukungan Palestina Perdamaian Dunia Prabowo di PBB Sidang Majelis Umum PBB Kebijakan Indonesia