Presiden Prabowo Subianto kembali memegang peran penting dalam kancah diplomasi internasional dengan menghadiri Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat. Kehadiran Prabowo menandai kembalinya Indonesia setelah 10 tahun absen di forum global terbesar tersebut, baik secara langsung maupun simbolik.
/Dalam kesempatan ini, Prabowo menjadi ketiga kepala negara yang diberikan kesempatan berpidato, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Dalam pidatonya, ia menegaskan komitmen Indonesia terhadap berbagai isu global termasuk penyelesaian konflik Palestina-Israel, keberhasilan ketahanan pangan, serta tindakan nyata dalam menghadapi perubahan iklim.
/Komitmen Indonesia terhadap Konflik Palestina dan Perdamaian Dunia
/Dalam pidatonya di depan Majelis Umum, Prabowo menyampaikan bahwa Indonesia mendukung penuh solusi dua negara sebagai jalan menuju perdamaian definitif di Palestina. Ia menyatakan, "Saya ingin kembali menegaskan dukungan penuh Indonesia terhadap solusi dua negara di Palestina. Kita harus memiliki Palestina yang merdeka. Namun kita juga harus, kita juga harus mengakui, kita juga harus menghormati, dan kita juga harus menjamin keselamatan serta keamanan Israel."
/Prabowo berpendapat bahwa hanya melalui penerapan solusi dua negara, perdamaian dan kemerdekaan Palestina dapat terwujud secara harmonis, dan diyakini tidak akan ada lagi kebencian serta kecurigaan di antara kedua belah pihak. Ia menegaskan bahwa semua manusia, termasuk keturunan Nabi Ibrahim, harus hidup dalam rekonsiliasi dan harmoni, berupaya menjadi satu keluarga dunia, tanpa memandang agama atau latar belakang budaya. Indonesia menyatakan komitmennya untuk turut mewujudkan visi tersebut.
/Baca juga: Reformasi Polri Menuju Perubahan Nyata atau Sekadar Gimik?
Pencapaian Indonesia dan Rencana Masa Depan
/Selain menyampaikan pandangan mengenai konflik dan perdamaian, Prabowo mengungkapkan sejumlah capaian Indonesia yang menjadi kebanggaan nasional. Di antaranya adalah pencapaian cadangan beras dan gabah tertinggi sepanjang sejarah, mencapai 4 juta ton, yang menunjukkan keberhasilan Indonesia dalam mencapai swasembada pangan. Indonesia juga berencana mengekspor beras ke berbagai negara, termasuk Palestina.
/Dalam upaya meningkatkan ketahanan pangan nasional, Indonesia tengah membangun rantai pasok pangan yang tangguh dan berinvestasi dalam teknologi pertanian cerdas (smart agriculture). Prabowo menegaskan bahwa dalam beberapa tahun ke depan, Indonesia akan menjadi negara hijau terbesar di dunia sebagai bagian dari pengembangan ekonomi berkelanjutan dan pengelolaan sumber daya alam yang lebih maju.
Presiden Prabowo Subianto saat menyampaikan pidatonya pada Sidang Majelis Umum ke-80 Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada Selasa (23/9/2025).
Salah satu proyek besar yang diusung adalah pembangunan tanggul laut raksasa sepanjang 480 kilometer sebagai langkah strategis dalam mengatasi dampak perubahan iklim. Prabowo menyatakan bahwa tindakan nyata ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya berorasi, tetapi juga bertindak dalam memerangi perubahan iklim. Ia menambahkan, "Mungkin butuh waktu 20 tahun. Tapi, kita tidak punya pilihan. Kita harus mulai sekarang."
/Baca juga: DPR Tetapkan 10 Calon Hakim Agung dan Ad Hoc HAM Terpilih
Pidato Bersemangat dan Simbol Aspirasi Indonesia di PBB
/Dalam pidatonya di hadapan Majelis Umum PBB, Prabowo menunjukkan semangat dan keberanian dengan melakukan delapan hentakan meja yang menandai momen penting. Ia berapi-api saat mengenang pahitnya penjajahan dan perjuangan Indonesia meraih kemerdekaan, serta menegaskan tekad Indonesia untuk terus berkontribusi dalam misi perdamaian dunia melalui pengiriman pasukan penjaga perdamaian PBB.
/Prabowo juga menegaskan keinginannya mengangkat derajat rakyat Indonesia dari kemiskinan dan menjadikan negara sebagai pusat solusi nasional di bidang pangan, energi, dan air. Ia memuji keberanian sejumlah negara yang mulai mengakui hak Palestina, dan sekaligus menegaskan bahwa kekuatan tidak bisa dijadikan kebenaran. Ia menyerukan semua pihak untuk berjuang menuju keadilan, kedamaian, dan kemanusiaan.
/Tak hanya berisi seruan, pidato Prabowo pun disambut tepuk tangan dan standing ovation dari delegasi berbagai negara, yang menunjukkan apresiasi terhadap semangat dan keteguhannya. Dalam kutipan terkenal, ia mengingatkan bahwa "Kekuatan tidak bisa dijadikan kebenaran. Kebenaranlah yang harus menjadi kebenaran."
/Penutup pidatonya mengajak seluruh dunia untuk melanjutkan perjalanan kemanusiaan dan memperkuat kerja sama global demi mencapai tujuan mulia yang telah dirintis para pendahulu bangsa. Dengan ini, Indonesia berupaya menunjukkan peran aktif dan inisiatifnya di panggung dunia sebagai negara yang mengedepankan perdamaian dan pembangunan berkelanjutan.
Presiden Prabowo Subianto ketika berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, New York, AS pada Selasa (23/9/2025).
Tepuk tangan peserta mengiringi pidato Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto di Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Penyelesaian Damai atas Masalah Palestina dan Implementasi Solusi Dua Negara yang digelar di Gedung Majelis Umum PBB, New York, Amerika Serikat, Senin (22/9/2025).
Tangkapan layar Presiden Prabowo Subianto bersama dengan Chief Executive Officer Badan Pengelola Investasi (CEO) Daya Anagata Nusantara (Danantara) Rosan Roeslani melakukan pertemuan dengan miliarder sekaligus pendiri Bloomberg LP, Michael Bloomberg, Selasa (23/9/2025).
Tags: Prabowo Subianto ketahanan pangan Diplomasi Indonesia Perdamaian Dunia Perubahan Iklim Sidang PBB 2025