Jakarta - Presiden Indonesia, Prabowo Subianto, mengemukakan rencana besar negeri ini untuk membangun sebuah tanggul laut raksasa sepanjang 480 kilometer sebagai langkah mitigasi terhadap dampak perubahan iklim global. Pernyataan ini disampaikan dalam pidatonya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Amerika Serikat, pada hari Selasa.
Dalam pidatonya, Prabowo menyatakan bahwa Indonesia menghadapi tantangan serius akibat kenaikan muka air laut yang mencapai lima sentimeter setiap tahun. Kondisi ini memaksa pemerintah untuk mengambil langkah antisipatif agar tidak terjadi bencana yang lebih besar di masa depan. "Permukaan laut di pesisir utara ibu kota kita naik lima sentimeter setiap tahun. Bayangkan dalam 10 tahun? Bayangkan, dalam 20 tahun? Untuk itu, kita terpaksa membangun tanggul laut raksasa, sepanjang 480 kilometer," ungkap Prabowo.
Baca juga: Presiden Prabowo Umumkan Cadangan Beras Nasional Tertinggi Sejarah
Rencana Jangka Panjang dan Tantangannya
Prabowo mengungkapkan bahwa proses pembangunan proporsional ini kemungkinan memerlukan waktu hingga 20 tahun. Meskipun waktu pelaksanaan cukup panjang, ia menyatakan bahwa langkah ini tidak boleh ditunda mengingat dampak perubahan iklim yang semakin nyata dan mendesak. "Mungkin butuh waktu 20 tahun. Tapi kita tidak punya pilihan. Kita harus mulai sekarang," tegasnya.
Pembangunan tanggul laut ini tidak hanya sebagai bentuk adaptasi terhadap kenaikan permukaan laut, tetapi juga simbol tekad Indonesia dalam mengatasi perubahan iklim melalui tindakan nyata. Prabowo menegaskan, langkah ini menunjukkan bahwa Indonesia tidak hanya bersikap retoris, melainkan berkomitmen melakukan tindakan konkrit.
"Karena itu, kita memilih untuk menghadapi perubahan iklim, bukan dengan slogan, tetapi dengan langkah-langkah langsung," tambahnya.
Baca juga: Prabowo Serukan Tolak Doktrin Kekuatan di Sidang PBB
Reaksi Internasional dan Konteks Pidato di PBB
Pidato Prabowo menjadi momen penting karena dia menjadi Presiden ketiga yang diberikan kesempatan berbicara dalam Sidang Umum ke-80 PBB, setelah Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva dan Presiden Amerika Serikat Donald Trump. Pidatonya ini menegaskan komitmen Indonesia dalam isu global yang tengah menjadi perhatian dunia.
Sebelumnya, sidang ini dibuka dengan pidato dari Sekretaris Jenderal PBB, António Guterres, dan Presiden Sidang Umum, Annalena Baerbock. Tema utama dari sesi tersebut adalah “Better together: 80 years and more for peace, development and human rights” yang menyoroti pentingnya kolaborasi global dalam mewujudkan perdamaian, pembangunan, dan hak asasi manusia.
Peserta Pidato di Sidang Umum PBB ke-80 |
---|
Presiden Brasil Luiz Inácio Lula da Silva |
Presiden Amerika Serikat Donald Trump |
Presiden Indonesia Prabowo Subianto |
Sekretaris Jenderal PBB António Guterres |
Presiden Sidang Umum Annalena Baerbock |
Tags: Indonesia PBB Perubahan Iklim Tanggul Laut Penguatan Pesisir