Indonesia mendapatkan kuota haji sebanyak 221.000 jemaah untuk tahun 2026, setara dengan tahun sebelumnya yaitu 2025. Dari jumlah tersebut, 92 persen atau sekitar 203.000 ditujukan untuk musim haji reguler, sementara kuota haji khusus mendapatkan 17.000 atau 8 persen.
Wakil Menteri Haji dan Umrah Dahnil Anzar Simanjuntak menyampaikan, "Terkait dengan kuota, kita tetap sekitar 221.000 jemaah haji yang akan diberangkatkan ke Saudi Arabia. 92 persennya untuk jemaah haji reguler, 8 persennya untuk jemaah haji khusus." Ia menambahkan, "Artinya ada sekitar 203.000 untuk reguler, kemudian sekitar kurang lebih 17.000 untuk jemaah haji khusus."
Untuk musim haji tahun depan, jumlah perusahaan penyedia layanan atau syarikah yang mengelola layanan jemaah haji berkurang dari tahun sebelumnya, dari delapan perusahaan pada 2025 menjadi dua perusahaan pada 2026. Kedua syarikah tersebut adalah Rakeen Mashariq Al Mutamayizah Company For Pilgrim Service dan Albait Guest.
Menurut Dahnil, kontrak kerjasama dengan syarikah bukan lagi tahunan, melainkan langsung selama tiga tahun. Langkah ini diambil guna mencegah praktik manipulasi dan umpan balik negatif dalam proses lelang syarikah di Arab Saudi. Ia berharap, keberadaan dua syarikah ini dapat menekan biaya perjalanan haji tahun depan.
"Biaya layanan yang dikelola oleh syarikah berhasil kita tekan lebih dari 200 riyal. Dari sebelumnya 2.300 riyal, tahun ini menjadi 2.100 riyal tanpa pungli dan tanpa manipulasi," ujarnya.
Petugas mendorong kursi roda dua orang haji dari kelompok terbang (kloter) pertama debarkasi Balikpapan setibanya di Bandara Internasional Sultan Aji Muhammad Sulaiman (SAMS) Sepinggan, Balikpapan, Kalimantan Timur, Selasa (17/6/2025) dini hari. Sebanyak 356 haji dan empat petugas haji asal Kota Balikpapan tiba di Bandara Internasional SAMS Sepinggan setelah menunaikan ibadah haji 2025 di Tanah Suci.
Baca juga: Aipda M Rohyani Dihukum Etik atas Insiden Penindasan Pengemudi Ojol
Persiapan Petugas Haji 2026
Dahnil menyampaikan bahwa Kementerian Haji dan Umrah akan membuka proses rekrutmen petugas haji untuk tahun 2026 mulai November mendatang. Setelah proses seleksi selesai, petugas akan mengikuti pelatihan di embarkasi haji sebelum keberangkatan ke Arab Saudi.
"Nanti kami melakukan rekrutmen terhadap petugas haji itu mungkin dimulai di bulan-bulan November," katanya. Mereka akan menjalani pelatihan selama tiga hingga empat minggu untuk meningkatkan kompetensi mereka.
Pelatihan ini dimaksudkan untuk mengurangi keluhan dari jemaah haji tahun-tahun sebelumnya dan memastikan pelayanan yang lebih optimal. "Mereka harus masuk barak selama kurang lebih tiga sampai empat minggu. Kenapa? Karena memang ada keluhan banyak terkait para petugas haji yang tidak melaksanakan tugasnya," ujar Dahnil.
Tiga aspek utama dalam pelatihan petugas haji tahun 2026 meliputi ketahanan fisik, fikih dasar haji, dan penguasaan bahasa Arab. "Supaya secara fisik mereka kuat, minimal kuat jalan, kuat gendong, fisik dasar haji juga penting ketika petugas ditanya, mereka paham. Kemudian bahasa Arab dasar," jelasnya.