Dalam menghadapi final WNBA 2025, Phoenix Mercury tentunya berharap Indiana Fever yang akan mereka hadapi. Kemenangan Fever di Game 5 antara Las Vegas Aces dan Indiana Fever akan sangat berpengaruh terhadap jalannya kompetisi.
Langkah terbaik bagi Mercury adalah jika Fever yang memenangkan pertandingan tersebut. Hal ini karena mereka akan menghadapi tim yang tengah mengalami banyak cedera, sehingga peluang mereka untuk melaju lebih jauh pun meningkat.
Fever Bernasib Buruk karena Serangkaian Cedera
Berbeda dengan Aces yang tampil penuh, Fever harus berjuang menghadapi sejumlah pemain cedera. Caitlin Clark mengalami cedera pangkal paha, Aari McDonald sedang berjuang dengan cedera kaki, Sydney Colson terluka ACL, dan Sophie Cunningham absen karena cedera meniskus.
Keempat pemain ini menjadi pilar penting dalam skuad. Clark, sebagai pemain kunci mereka, mampu menarik perhatian bertahan lawan dan sudah diakui sebagai salah satu pemain top di liga.
Meski begitu, Fever tetap mampu meraih kemenangan berkat peran pemain cadangan dan pelatih kepala Stephanie White. Semifinal antara Aces dan Fever telah berlangsung ketat, penuh strategi dan keahlian dari kedua pelatih.
Seri ini menampilkan pertarungan cerdas dari kedua tim, terutama dalam duel A’ja Wilson dan Aliyah Boston. Meski pemain dan pelatihnya sama-sama tampil luar biasa, potensi talentual bisa menjadi faktor penentu dalam menentukan juara akhir.
Selain itu, Fever terlihat lebih kelelahan karena tantangan sebelumnya. Mereka melewati seri yang sangat fisik saat melawan Atlanta Dream di babak awal, dan kelelahan ini bisa memengaruhi performa mereka saat berhadapan dengan trinitas besar Phoenix Mercury.
Baca juga: Sophie Cunningham Kritik Komisaris WNBA Cathy Engelbert Terhadap Caitlin Clark
Keunggulan Phoenix Mercury dalam Menyusun Strategi
Para pemain kunci Phoenix, DeWanna Bonner dan Alyssa Thomas, sangat memahami skema permainan ofensif dan defansif yang diterapkan Stephanie White. Keduanya pernah bergabung dengan Connecticut Sun selama dua tahun saat White menjadi pelatih kepala di 2023 dan 2024. Di saat itu, Sun dikenal memiliki pertahanan terbaik di liga, dengan Thomas sebagai pilar utama.
Sementara Bonner menampilkan beberapa musim terbaik dalam karirnya, menjadi andalan dalam pencatatan poin.
Namun saat kedua tim bertemu dalam pertandingan reguler musim, Phoenix berhasil meraih seri kemenangan, termasuk kemenangan besar 30 poin pada Agustus lalu.
Di bulan berikutnya, meski kemenangan tidak sebesar sebelumnya, mereka tetap menunjukkan dominasi. Pada saat itu, banyak yang memproyeksikan kedua tim akan bertemu di babak pekan pertama playoff. Kini, keduanya berpotensi bertemu kembali di final WNBA.
Thomas menyebut bahwa Phoenix mengetahui semua yang direncanakan Fever, dan ucapannya memicu perdebatan sengit. Pandangannya yang tajam dan pemahamannya yang mendalam tentang permainan membuatnya mampu membongkar strategi lawan dengan baik.
Baca juga: Kritikan Pedas Collier dan Serangan Komentar Engelbert Terhadap Clark
Dominasi Aces di Musim Reguler
Walupun performa musim reguler tak selalu menjadi patokan, data menunjukkan bahwa Aces cukup dominan. Mereka memenangkan tiga dari empat pertemuan melawan Phoenix sejauh ini di musim ini.
Pertandingan terakhir memperlihatkan kekalahan terbesar Phoenix musim ini, dengan kekalahan 21 poin. Pelatih Phoenix, Nate Tibbetts, sangat jelas mengkritik penampilan timnya yang tampil lambat dan kalah telak dalam pertandingan tersebut.
Walaupun saat itu Aces sedang dalam tren kemenangan yang luar biasa, kekalahan ini menjadi pelajaran berharga. Sebab, tim dengan ambisi juara harus mampu menunjukkan performa terbaik di momen krusial.
Setelah sekitar enam minggu, performa Phoenix tampak membaik, terutama dari segi pertahanan yang semakin solid dan agresif, serta mampu mengalahkan lawan dengan kekuatan fisik mereka.
Apapun yang terjadi, menghadapi Indiana tampaknya merupakan peluang terbaik mereka untuk meraih gelar juara. Meski demikian, kemenangan atas Las Vegas juga berpotensi memberi mereka keunggulan dalam sejarah, terutama jika mereka mampu menciptakan momen epik selama kompetisi.