Grand Prix Singapura musim ini resmi dinyatakan sebagai ‘bahaya panas,’ sehingga mobil wajib dilengkapi dengan perangkat pendingin. Ini menjadi kali pertama aturan tersebut diterapkan dalam sejarah Formula 1.
Direktur balapan Rui Marques mengumumkan penetapan bahaya panas pada hari Kamis, mengingat prediksi suhu selama akhir pekan balapan akan di atas 31 derajat Celsius. Berdasarkan prediksi situs resmi F1, suhu di hari Sabtu diperkirakan mencapai 32°C dan meningkat menjadi 33°C pada hari Minggu.
Baca juga: F1 di Singapura Resahkan Dengan Heat Hazard Resmi FIA
Implementasi Sistem Pendingin Baru untuk Driver
Sejalan dengan aturan baru yang berlaku mulai tahun 2025, FIA, badan pengelola balap, memperkenalkan sistem pendingin berupa rompi khusus bagi pembalap. Rompi ini dilengkapi dengan jaringan tabung yang mengalirkan cairan untuk menjaga suhu tubuh agar tetap stabil selama balapan.
Meski penggunaan sistem ini bersifat opsional, pembalap tidak diperbolehkan menghilangkan sistem pendingin untuk mengurangi bobot mobil. Mereka yang tidak mengenakan rompi tetap harus memasang perangkat pendingin di mobil, lengkap dengan ballast untuk menyeimbangkan berat akibat penggunaan sistem pendingin tersebut.
Baca juga: McLaren Berhenti Kerja Sama dengan Alex Dunne, Red Bull Tertarik
Alasan Penerapan Teknologi Pendingin
FIA memulai pengembangan teknologi pendingin setelah insiden pada Grand Prix Qatar 2023, di mana beberapa pembalap memerlukan perawatan medis karena kondisi kurang sehat akibat cuaca panas.
Singapura dikenal sebagai salah satu balapan terberat bagi pembalap F1 karena kondisi panas dan lembap di sirkuit jalanan. Meskipun balapan berlangsung di malam hari, suhu udara tetap tinggi. Sebelumnya, banyak pembalap mengeluhkan suhu panas yang membuat konsumsi air dalam mobil menjadi tidak nyaman, bahkan ada yang menyamakan rasanya seperti teh panas.