Dalam pekan balap GP Azerbaijan, Liam Lawson menunjukkan performa mengesankan yang menempatkannya di posisi start ketiga dan finis di posisi kelima, memberikan sinyal positif untuk perjalanannya di musim 2025. Meski hasil tersebut mencerminkan peningkatan, hubungan Lawson dengan tim Red Bull masih tegang, terutama terkait status masa depannya di Formula 1.
Lawson yang kembali ke skuad utama setelah awal musim diisi oleh pembalap pengganti tidak terus tampil konsisten. Ia awalnya bergabung dengan Red Bull namun kemudian dipromosikan ke tim utama menggantikan Yuki Tsunoda setelah hanya dua balapan tanpa poin. Namun, performanya tidak cukup stabil, dan ia sekarang bersaing dengan rookie Isack Hadjar untuk mendapatkan tempat tetap di tim pada musim depan.
Saat ini, Lawson belum menandatangani kontrak untuk tahun 2026 dan belum ada komunikasi resmi dari pihak tim mengenai kelanjutan masa depannya. Ia menyebut bahwa biasanya komunikasi dari tim datang setelah performa buruk, dan kini ia belum mendapatkan kabar apa pun.
Baca juga: McLaren Berhenti Kerja Sama dengan Alex Dunne, Red Bull Tertarik
Performa dan tantangan di musim 2025
Meski hasil di GP Azerbaijan menjadi highlight, Lawson menegaskan pentingnya untuk mempertahankan performa konsisten agar tetap berada di jalur balap. “Kami tahu dari pengalaman bahwa persepsi dapat berubah sangat cepat,” katanya. “Meskipun hasil di Baku sangat bagus, itu tidak otomatis berarti bisa berlanjut di balapan berikutnya.”
Dengan tujuh akhir pekan balap tersisa di musim ini, Red Bull berencana mengumumkan susunan tim untuk musim 2026 paling lambat akhir Oktober. Nama yang paling diunggulkan untuk menempati posisi di tim utama adalah Arvid Lindblad, pebalap F2 yang diharapkan dipromosikan ke Racing Bulls, meninggalkan peluang bagi Lawson dan posisi di samping Max Verstappen untuk mendapatkan tempat lain di tim.
Motorsport photo
Lawson, yang telah lebih dari enam tahun menjadi bagian dari program Red Bull, mengaku tetap fokus pada penampilan di atas lintasan sebagai satu-satunya faktor yang bisa memastikan masa depannya. “Saya ingin tahu besok, jujur. Tapi di tim ini, memang hal seperti ini sangat biasa,” kata Lawson. “Karena yang bisa saya kendalikan hanyalah performa saya di balapan.”
Peraih poin tertinggi di tim saat ini, Isack Hadjar, juga menjadi pesaing yang cukup kuat, terutama mengingat tantangan yang dihadapi Yuki Tsunoda selama tahun ini. Lawson menyinggung bahwa kontrak di Formula 1 sering kali penuh ketidakpastian dan tekanan besar, dan bahwa performa tetap menjadi faktor utama yang menentukan keamanan seorang pembalap.
“Salah satu hal yang sudah saya pelajari adalah bahwa selain kontrak jangka panjang pun, kontrak di F1 bisa diubah atau dibatalkan,” ungkap Lawson. “Yang memastikan keamanan ialah performa saya, jadi selama saya belum mendapatkan jawaban, fokus utama saya adalah di balapan.”
Lawson juga menekankan bahwa tekanan dan ketidakpastian ini sudah menjadi bagian dari perjalanan karier di Red Bull, sejak usia muda. “Kita tahu dari awal bahwa satu-satunya jalan menuju ke atas adalah dengan terus tampil baik. Di sini, tekanan lebih besar, tapi kenyataannya sama,” tuturnya.
Kendati menghadapi ketidakpastian, Lawson tetap menunjukkan tekad dan profesionalisme untuk berjuang mendapatkan tempat di tim utama dan mempertahankan kariernya di ajang balap Formula 1.
Liam Lawson Pamer Kinerja Mengesankan di GP Azerbaijan dan Tantangan Masa Depan (1)
Liam Lawson, Red Bull Racing, Helmut Marko, Red Bull Racing
Liam Lawson Pamer Kinerja Mengesankan di GP Azerbaijan dan Tantangan Masa Depan (4)
Tags: GP Azerbaijan F1 Red Bull Liam Lawson Masa Depan Pembalap