Wakil Ketua Komisi V DPR, Syaiful Huda, menegaskan perlunya pemerintah turun tangan untuk memastikan kualitas dan kelayakan fasilitas dan infrastruktur pesantren di seluruh Indonesia.
Pernyataan tersebut disampaikan sebagai respons terhadap insiden ambruknya bangunan musala tiga lantai di Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur.
Huda meminta pemerintah, khususnya Kementerian Pekerjaan Umum, melakukan survei mendalam terkait keadaan infrastruktur pesantren yang dinilai masih membutuhkan perhatian khusus.
"Dari survei tersebut pemerintah harus turun tangan untuk memastikan kelayakan sarana prasarana pesantren. Jangan sampai selama ini tutup mata terhadap pesantren, lalu ada insiden ramai-ramai menudingkan jari menyalahkan pengelola pesantren," ujarnya, Jumat.
Kondisi saat ini menunjukkan bahwa dukungan negara terhadap pesantren dari segi regulasi, anggaran, dan pendampingan masih belum optimal, menurut Huda.
Baca juga: KPK Dampingi Pelaksanaan Haji dan Umrah agar Transparan dan Akuntabel
Peran Pesantren dan Tantangan Infrastruktur
Pesantren memiliki peran signifikan dalam pembangunan bangsa Indonesia, namun fasilitasnya masih menjadi tantangan utama.
"Saat ini memang sudah ada UU Nomor 18/2019 tentang Pesantren, namun implementasi di lapangan juga masih lemah. Bahkan masih ada fenomena penganak tirian lembaga pesantren baik dalam bentuk alokasi bantuan maupun pengakuan kesetaraan lulusan jika dibandingkan dengan sekolah atau lembaga pendidikan milik pemerintah," tutur Huda.
Insiden di Ponpes Al-Khoziny dipandang sebagai indikator lemahnya dukungan infrastruktur dari negara terhadap pesantren.
Kondisi reruntuhan bangunan musala di Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, Selasa (30/9/2025). Ponpes Sidoarjo Ambruk, Pakar Ingatkan Pembangunan Gedung Bertingkat Rawan Roboh Jika Abaikan Faktor Ini
"Mayoritas pesantren selama ini diselenggarakan atas swadaya publik. Situasi ini membuat infrastruktur pesantren dibangun secara bertahap sesuai kemampuan pengasuh pesantren," ujarnya.
"Di sinilah harusnya komitmen negara hadir untuk membantu kalangan pesantren menyediakan kebutuhan infrastruktur mulai dari asrama, tempat ibadah, hingga gedung sekolah," tambah politikus PKB ini.
Baca juga: Nadiem Makarim Gugat Keabsahan Status Tersangka Kasus Chromebook
Runtuhnya Musala dan Korban yang Terjadi
Musala di Ponpes Al-Khoziny ambruk saat proses pengecoran lantai yang dilakukan sejak pukul 29 September 2025 pagi hingga selesai sekitar pukul 12.00 WIB. Atap bangunan tidak menggunakan genteng, melainkan cor semen datar.
Sekitar pukul 15.00 WIB, saat para santri sedang melaksanakan shalat Ashar di rakaat kedua, lantai musala tiba-tiba rubuh. Kejadian ini menyebabkan puluhan santri terjebak di reruntuhan.
Tim SAR gabungan kemudian menemukan empat korban meninggal dunia dalam kejadian tersebut, sehingga total korban meninggal bertambah menjadi sembilan orang.
"Keempat jenazah tersebut langsung dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut," ujar Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, Jumat.
Muhari menyebutkan proses evaluasi terhadap kejadian ini masih berlangsung, karena masih ada sekitar 54 korban yang tertimbun reruntuhan.
Tags: Kebijakan Infrastruktur Pesantren Kesejahteraan pesantren Insiden musala