Petugas membawa jenazah korban runtuhnya bangunan mushala Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny untuk diidentifikasi di Rumah Sakit Bhayangkara H.S. Samsoeri Mertojoso, Surabaya, Jawa Timur, Jumat (3/10/2025). Pada Jumat (3/10) hingga sekitar pukul 18.00 WIB Polda Jawa Timur telah menerima delapan jenazah korban bangunan mushala Ponpes Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo yang runtuh pada Senin (29/9) untuk dilakukan identifikasi. ANTARA FOTO/Didik Suhartono/sgd

Update Data Tragedi Musala Pondok Pesantren Al Khoziny

2 jam lalu | Alisha Putri | Berita | Berita Nasional

Jumlah korban tewas akibat runtuhnya musala di Ponpes Al Khoziny di Sidoarjo bertambah menjadi 14 orang. Data BNPB menyebutkan total korban mencapai 167 orang. Proses pencarian dan evakuasi masih berlangsung dengan dukungan berbagai instansi. Tim SAR bekerja 24 jam mencari korban meninggal dunia. Keluarga korban sudah ikhlas dan menyatakan setuju penggunaan alat berat. BNPB mengirimkan berbagai perlengkapan dan perangkat berat untuk mendukung evakuasi.

Jumlah korban tewas akibat runtuhnya musala di Pondok Pesantren Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, bertambah menjadi 14 orang. Data terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebutkan total korban mencapai 167 orang.

Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, menjelaskan bahwa dari total korban, 103 orang dinyatakan selamat, 14 meninggal dunia, dan satu orang kembali ke rumah tanpa memerlukan perawatan medis lanjutan.

Dari korban yang selamat, sebanyak 14 orang masih dirawat di rumah sakit, 89 orang telah dipulangkan, dan satu orang dirujuk ke rumah sakit di Mojokerto. Sementara itu, 49 orang lainnya masih dalam pencarian oleh tim SAR gabungan berdasarkan daftar absensi yang dirilis pondok pesantren.

Baca juga: Menteri PPPA Kunjungi Korban Tragedi Mushala Ponpes Al Khoziny

Proses Evakuasi dan Pencarian Masih Berlangsung

Saat ini, proses pencarian dan evakuasi korban terus berlangsung dengan dukungan penuh dari berbagai instansi seperti Basarnas, BPBD, TNI-Polri, PMI, Tagana, dan unsur relawan lainnya. Kepala BNPB Suharyanto menyampaikan bahwa tim SAR bekerja selama 24 jam mencari kemungkinan adanya korban meninggal dunia yang tertimbun reruntuhan musala.

"Potensi penemuan jenazah akan ada lagi. Nanti akan kita sampaikan ke depannya," ujar Suharyanto Jumat lalu. Ia juga menyatakan bahwa keluarga korban sudah menyatakan ikhlas, setelah sebelumnya memastikan tidak ada lagi tanda-tanda kehidupan di reruntuhan bangunan tersebut.

Seluruh keluarga korban menyetujui penggunaan alat berat untuk proses pencarian, meskipun khawatir akan mengganggu jenazah yang mungkin masih tertinggal di bawah reruntuhan.

Baca juga: Perayaan HUT ke-80 TNI di Monas, Gratis dan Meriah

Alat dan Logistik Pendukung Evakuasi

BNPB mengirimkan berbagai peralatan evakuasi, termasuk 200 kantong jenazah, 200 pasang sarung tangan, 4.000 masker, 250 set alat pelindung diri (APD), serta support lainnya sesuai kebutuhan lapangan. Dukungan logistik itu juga meliputi tiga unit crane, satu unit excavator breaker, 30 dump truck, empat set alat pemotong beton, dan 30 ambulans.

Anggaran operasional peralatan berat ini telah disiapkan BNPB untuk mendukung proses evakuasi yang diproyeksikan berlangsung selama sekitar satu minggu.

Tags: evakuasi BNPB bencana Sidoarjo Musala Runtuh

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan