Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) Mukhtarudin mengaku bakal bersilaturahmi dan berkenalan terlebih dahulu usai dilantik Presiden Prabowo Subianto di Istana Negara, Jakarta Pusat, pada Senin (8/9/2025) sore. Hal ini disampaikannya pasca dilantik di Kompleks Istana Kepresidenan pasca.

Jawa Barat Fokus Tingkatkan Keterampilan Pekerja Migran

2 jam lalu | Reynaldo Putra | Berita | Berita Nasional

Mukhtarudin menegaskan pekerja migran dari Jawa Barat tidak hanya sebagai ART, tetapi juga sebagai tenaga terampil. Ia menyebutkan strategi meningkatkan kualitas pekerja melalui pelatihan vokasi dan bahasa asing. Prioritas bangsa adalah penguasaan bahasa Inggris, Mandarin, Jepang, Korea, dan Arab. Data menunjukkan penempatan pekerja migran dari Jawa Barat mencapai 41.168 orang pada 2025, mayoritas bekerja di sektor domestik. Negara tujuan utama mereka adalah Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, dan Jepang. Presiden menekankan pentingnya penempatan berkualitas, dari rekrutmen hingga perlindungan dan pemberdayaan kembali. Mukhtarudin mendorong Pemprov Jawa Barat memanfaatkan pusat pelatihan di UPI Bandung. Dedi Mulyadi mendukung pelatihan sejak dini di tingkat SMA dan SMK. Ia ingin perubahan citra pekerja migran Indonesia yang selama ini identik dengan ART, menjadi tenaga terampil di bidang kesehatan, otomotif, dan lainnya. Langkah ini diharapkan mampu mengurangi pengangguran dan membuka peluang kerja di luar negeri secara bermartabat.

Juru bicara Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI), Mukhtarudin, menyatakan bahwa pekerja migran asal Jawa Barat tidak hanya diharapkan bekerja sebagai asisten rumah tangga, tetapi juga mampu menjadi tenaga terampil. Ia mengungkapkan berbagai strategi untuk meningkatkan kualitas pekerja migran yang akan dilaksanakan bekerja sama dengan Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.

Strategi Peningkatan Kualitas Pekerja Migran

Menurut Mukhtarudin, prioritas utama adalah meningkatkan pelatihan vokasi, baik dalam bahasa maupun keterampilan kerja. Ia menegaskan bahwa Presiden Prabowo Subianto menekankan pentingnya penguasaan lima bahasa utama, yakni Inggris, Mandarin, Jepang, Korea, dan Arab. Presiden memberikan dua tugas utama kepada Kementerian P2MI, yaitu melindungi pekerja migran dan meningkatkan kompetensinya.

Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, pendidikan vokasi dan pelatihan bahasa asing akan menjadi fokus utama. Data terkini menunjukkan bahwa pada 2025, total penempatan pekerja migran dari Jawa Barat mencapai 41.168 orang, yang sebagian besar bekerja di sektor domestik, seperti pekerja rumah tangga. Negara tujuan utama mereka meliputi Taiwan, Hong Kong, Malaysia, Singapura, dan Jepang.

Baca juga: Dukung Program Makan Bergizi Gratis, PSI Tekankan Standar Mulai dari Gizi dan UMKM

Peningkatan Kualitas Melalui Pelatihan

Mukhtarudin menyampaikan bahwa Presiden menekankan pentingnya penempatan berkualitas dari proses rekrutmen, selama bekerja, hingga perlindungan dan pemberdayaan setelah kembali ke tanah air. Untuk mendukung hal tersebut, program vokasi harus diperkuat melalui sinergi lintas kementerian dan pemerintah daerah.

Salah satu langkah yang diusulkan adalah pemanfaatan pusat pelatihan bahasa dan keterampilan yang ada di Migrant Center di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung. Mukhtarudin berharap universitas lain di Jawa Barat bisa mengembangkan pusat pelatihan serupa untuk meningkatkan kompetensi calon pekerja migran.

Baca juga: Dukung Palestina, Aktivis Internasional Ditahan Israel

Meningkatkan Peluang Kerja dan Reduksi Pengangguran

Selain mendukung profesionalisme pekerja migran, langkah ini diharapkan mampu menyerap pengangguran dari lulusan SMA dan SMK. Kepala P2MI menegaskan bahwa pemerintah perlu meningkatkan keterampilan masyarakat dan membuka peluang kerja di luar negeri sebagai solusi strategis. Dengan demikian, masyarakat dapat bekerja secara terampil dan bermartabat di luar negeri.

Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi, menyambut positif program vokasi dan pelatihan bahasa yang diinisiatifkan Menteri Mukhtarudin. Ia menyatakan kesiapan melatih siswa SMA dan SMK sejak dini, bahkan sejak kelas 3, melalui pelatihan bahasa dan pengembangan mental.

Dedi menuturkan, siswa akan dilatih melalui metode mirip militer untuk membentuk disiplin, ketahanan mental, dan fisik. Ia menambahkan, langkah ini penting untuk meningkatkan citra pekerja migran Indonesia di mata dunia, yang selama ini sering dikaitkan dengan pekerja rumah tangga saja. Ia menegaskan bahwa Indonesia juga memiliki tenaga terampil di bidang kesehatan, otomotif, elektro, makanan, farmasi, dan bidang lainnya, yang dapat mengharumkan nama bangsa di luar negeri.

Tags: Peningkatan Kualitas Jawa Barat Pekerja Migran Pelatihan Vokasi Bahasa Asing

Artikel Terkait
Berita
Olahraga
Hiburan