Presiden Prabowo Subianto kembali menunjukkan keberadaannya di arena diplomasi internasional melalui kehadirannya di Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), sebuah langkah yang membawa angin segar terhadap citra diplomasi Indonesia di mata dunia.
Mantan Duta Besar Indonesia untuk Amerika Serikat, Dino Patti Djalal, menyatakan bahwa kehadiran Presiden Prabowo di forum multilateral ini merupakan momen penting yang menegaskan bahwa Indonesia kembali tampil dalam panggung diplomasi global. Hal ini dinilai sebagai sebuah keharusan untuk memperlihatkan bahwa Indonesia tidak absen dari arena internasional, khususnya dalam tradisi diplomasi di PBB yang telah berlangsung selama berabad-abad.
Baca juga: Pemerintah Pastikan Program Makan Bergizi Gratis Tetap Berlanjut Meski Kasus Keracunan Meningkat
Indonesia Kembali Aktif di Diplomasi Internasional
Dalam wawancara dan unggahan di media sosialnya, Dino menambahkan bahwa selama sepuluh tahun terakhir, di bawah rezim Presiden Joko Widodo, Indonesia tidak hadir secara fisik dalam Sidang Majelis Umum PBB. Absennya Indonesia secara fisik ini, menurut Dino, menimbulkan persepsi bahwa negeri ini enggan terlibat langsung dalam proses diplomasi multilateral dan lebih memilih untuk bersikap pasif di panggung internasional.
"Pesan penting yang dikirim dari pidato presiden tersebut kepada dunia adalah Indonesia is back in multilateralism diplomacy," kata Dino. Ia menambahkan bahwa selama periode tersebut, persepsi dunia menaruh curiga terhadap komitmen Indonesia terhadap diplomasi internasional, meskipun kenyataannya tidak demikian.
Baca juga: KPK Dalami Perbedaan Kuota Haji Khusus dari Biro Travel
Pidato Bersemangat dan Bergulir di PBB
Prabowo tampil penuh semangat dan berapi-api saat menyampaikan pidatonya di Majelis Umum PBB pada 23 September 2025 di New York. Dalam pidatonya, dia mengangkat isu perdamaian dunia dan mendukung kemerdekaan Palestina, sekaligus menegaskan komitmen Indonesia terhadap keberlangsungan hubungan internasional yang harmonis.
Selain itu, pidato Prabowo mendapat apresiasi luar biasa dari para delegasi negara lain. Tercatat bahwa dia muncul sebagai salah satu orator yang paling menonjol, dengan delapan momen di mana dia menghentakkan tangan ke meja mimbar dan mendapatkan standing ovation di akhir pidato.
Kepala negara itu bahkan mendahului sejumlah pemimpin internasional lainnya dalam urutan pidato di forum tersebut, posisi ke-3 dari seluruh peserta Sidang Majelis Umum ke-80 PBB. Dalam forum tersebut, Prabowo juga mampu menyampaikan delapan kali tepuk tangan dari para petinggi dan delegasi negara-negara sahabat.
Kehadiran dan pidato Prabowo tidak hanya menunjukkan keberanian dan semangat nasionalisme, tetapi juga memperlihatkan bahwa Indonesia serius dalam memperjuangkan peran aktif di panggung dunia. Sebelumnya, Indonesia lebih banyak hadir secara simbolik, namun kali ini menunjukkan komitmen nyata untuk memperkuat posisi negara dalam diplomasi global.
Langkah ini diharapkan mampu memperbaiki citra Indonesia di mata internasional dan memperkuat posisi Indonesia dalam forum-forum multilateral, termasuk dalam mendukung berbagai isu global yang menjadi perhatian dunia saat ini.
Seluruh perhatian dunia pun tertuju pada kehadiran Indonesia di PBB yang dinilai mampu menjadi momentum penting dalam memperkuat diplomasi dan memperjuangkan nilai-nilai perdamaian serta kemerdekaan bangsa Palestina, sebagaimana yang disampaikan dalam pidato tersebut.
Tags: Indonesia Diplomasi Prabowo Subianto PBB Kebangkitan Diplomasi