Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) melaporkan bahwa jumlah korban keracunan makanan bergizi gratis (MBG) telah mencapai lebih dari 6.457 orang. Data tersebut disampaikan dalam rapat kerja (Raker) yang dihadiri oleh Komisi IX DPR RI, Menteri Kesehatan, Menteri Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, serta Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Rekapitulasi dari data yang diperbarui hingga 30 September ini memetakan kasus keracunan dalam tiga wilayah utama, yaitu Sumatera, Pulau Jawa, dan Indonesia Timur. Dadan Hidayana, Kepala Badan Gizi Nasional, menyebutkan jumlah yang mengalami gangguan pencernaan di masing-masing wilayah.
Baca juga: Kasus Keracunan Makan Bergizi Gratis Dipicu Pelanggaran SOP
Distribusi Kasus Keracunan Berdasarkan Wilayah
Di wilayah Sumatera, terdapat 1.307 orang yang mengalami gangguan pencernaan. Sedangkan di Pulau Jawa, angka tersebut meningkat dengan tambahan sekitar 60 orang, termasuk di antaranya kasus di Garut, Jawa Barat. Sementara itu, di Indonesia Timur, sebanyak 1.003 orang menjadi korban keracunan.
Dengan demikian, total jumlah korban keracunan dari program MBG ini melampaui angka 6.457 orang. Kasus keracunan ini menjadi perhatian serius dalam penanganan keamanan dan kualitas makanan yang didistribusikan gratis tersebut.
Baca juga: Dampak Kebijakan Larangan Ultra-Processed Food dalam Program MBG
Kasus Terbaru dan Penyebab Keracunan
Dalam kesempatan tersebut, Dadan Hidayana juga menyinggung dua kasus keracunan terbaru yang terjadi di Pasar Rebo, Jakarta Timur, dan Kadungora, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kedua kasus ini menjadi perhatian utama karena ketidaktahuan penyebab pasti dari kejadian tersebut.
Kasus keracunan di Kadungora terjadi saat petugas Satuan Layanan Pemenuhan Gizi (SPPG) memberikan makanan sebanyak dua kali dalam satu hari. Menu pertama berisi masakan segar, sementara menu kedua didistribusikan karena dapur MBG setempat akan direnovasi.
Menurut Dadan, salah satu makanan yang menyebabkan gangguan pencernaan adalah susu yang langsung diminum oleh penerima manfaat. “Susu yang diminum langsung oleh penerima manfaat itu yang menimbulkan gangguan pencernaan,” ujarnya.
Kasus ini menunjukkan pentingnya pengawasan ketat terhadap kualitas makanan yang dibagikan dalam program MBG untuk mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Pemerintah terus melakukan evaluasi guna memastikan keamanan dan kesehatan masyarakat dari distribusi makanan gratis ini.
Tags: Pengawasan Makanan keracunan makanan kesehatan masyarakat program makanan gratis