Pemerintah Indonesia berencana menggelar Survei Gizi Nasional secara tahunan sebagai langkah memantau keberhasilan Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yangditujukan kepada anak-anak usia sekolah. Langkah ini diambil untuk mengetahui secara lebih mendalam efektivitas program tersebut dalam meningkatkan status gizi anak-anak Indonesia.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyatakan bahwa sebelumnya survei serupa hanya dilakukan untuk anak-anak yang mengalami stunting. Kini, program tersebut akan diperluas untuk memantau seluruh penerima manfaat dari anak usia di atas lima tahun secara berkala.
“Dan setiap tahun sekali, kita akan melakukan survei gizi nasional,” ujarnya di Jakarta, Kamis (2/10/2025). Ia menambahkan bahwa survei tahunan ini akan memperhitungkan semua anak sekolah di atas lima tahun, sebagai tambahan dari survei untuk stunting yang sudah berjalan sebelumnya.
Baca juga: PPP Dukung Keputusan Kemenkum, Usman Minta Persatuan
Pemantauan Gizi Secara Berkala
Selain survei tahunan, pemerintah juga akan melakukan pengawasan gizi secara lebih rutin setiap enam bulan. Pengukuran tinggi badan dan berat badan akan dilakukan secara berkala terhadap peserta program MBG.
Budi menyampaikan bahwa data hasil pengukuran ini akan diinput secara individual ke dalam sistem pelaporan kesehatan nasional, lengkap dengan identitas dan lokasi anak. Hal ini bertujuan menciptakan basis data yang lengkap dan terintegrasi untuk memantau perkembangan gizi anak secara menyeluruh.
“Sehingga kita bisa tahu efektivitas programnya ini seperti apa,” ujarnya. Data ini nantinya akan menjadi parameter utama dalam evaluasi keberhasilan program serta menjadi dasar penyusunan kebijakan kesehatan dan gizi nasional di masa depan.
“Kita bisa melihat perkembangan status gizi seluruh anak-anak kita, dan kita akan menggunakan itu sebagai masukan untuk kebijakan-kebijakan yang efektif nanti akan kita lakukan,” ujarnya.
Baca juga: PPP Solid, Mardiono Ajak Kubu Agus Bersatu Demi Umat
Kolaborasi Berbagai Instansi
Pelaksanaan survei dan pengawasan gizi nasional ini akan melibatkan beberapa instansi terkait. Kementerian Kesehatan, Kementerian Dalam Negeri, Badan Gizi Nasional, serta Badan Pengawas Obat dan Makanan akan berkolaborasi dalam pengawasan tersebut.
Budi menegaskan, bahwa kolaborasi ini akan memastikan pengumpulan data yang akurat dan komprehensif untuk mendukung pengambilan kebijakan yang tepat sasaran.
Pengimplementasian langkah ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak Indonesia dan memastikan program MBG mencapai hasil yang optimal. Dengan data yang lengkap dan terintegrasi, diharapkan masa depan kesehatan serta gizi generasi muda Indonesia bisa lebih baik.